Makassar (ANTARA) - Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Parmudora) Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan menyosialisasikan Jadesta kepada pengelola desa wisata dalam rangka persiapan mengikuti Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2024 di daerah itu, Jumat.
Sekretaris Dinas Parmudora Luwu Timur Agus Thobarani mengatakan sosialisasi Jejaring Desa Wisata (Jadesta) ini untuk meningkatkan kapasitas bagi pengelola desa wisata se-Kabupaten Luwu Timur, terutama dalam hal pengisian aplikasi Jadesta yang merupakan kunci utama penilaian ADWI 2024.
ADWI bertujuan mendorong desa-desa untuk berperan serta dalam membangun pengembangan wisata di desa masing-masing.
“Karena tujuan pembangunan nasional pariwisata adalah bagaimana menciptakan daya saing baik di tingkat nasional maupun di tingkat dunia,” katanya didampingi Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif (P3 Ekraf) Dinas Parmudora Luwu Timur Hasratang.
Dalam sosialisasi itu, katanya, Kabid P3 Ekraf Hasratang menyampaikan tentang berbagai hal yang dinilai dan di-input para Admin Jadesta untuk melengkapi berbagai indikator dalam penilaian ADWI 2024.
“Jadi saya harapkan bapak ibu bisa mengikuti sosialisasi ini dengan baik dan melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan di Jadesta,” katanya.
Hasratang menjelaskan ADWI kali ini merupakan tahun ketiga yang diikuti Kabupaten Luwu Timur.
“Tahun 2022 merupakan awal kita mengikuti ADWI, desa wisata yang mendaftar terbanyak di Indonesia adalah Sulawesi pada 2022 dan 2023, dan di Sulawesi yang terbanyak adalah Sulawesi Selatan, sementara untuk tingkat Sulsel yang terbanyak dari 24 kabupaten kota adalah Luwu Timur,” ujarnya.
Pada 2022, katanya, desa wisata di Kabupaten Luwu Timur yang mendaftar di Jadesta menuju ADWI sebanyak 63 desa, sedangkan pada 2023 naik menjadi 73 desa wisata.
“Kita ketahui bahwa hampir setiap tahun kementerian sangat ketat mengeluarkan aplikasi, sehingga diperlukan para admin meng-update aplikasi yang ada di masing-masing akun Jadesta,” kata dia.
Sekretaris Dinas Parmudora Luwu Timur Agus Thobarani mengatakan sosialisasi Jejaring Desa Wisata (Jadesta) ini untuk meningkatkan kapasitas bagi pengelola desa wisata se-Kabupaten Luwu Timur, terutama dalam hal pengisian aplikasi Jadesta yang merupakan kunci utama penilaian ADWI 2024.
ADWI bertujuan mendorong desa-desa untuk berperan serta dalam membangun pengembangan wisata di desa masing-masing.
“Karena tujuan pembangunan nasional pariwisata adalah bagaimana menciptakan daya saing baik di tingkat nasional maupun di tingkat dunia,” katanya didampingi Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata dan Pengembangan Ekonomi Kreatif (P3 Ekraf) Dinas Parmudora Luwu Timur Hasratang.
Dalam sosialisasi itu, katanya, Kabid P3 Ekraf Hasratang menyampaikan tentang berbagai hal yang dinilai dan di-input para Admin Jadesta untuk melengkapi berbagai indikator dalam penilaian ADWI 2024.
“Jadi saya harapkan bapak ibu bisa mengikuti sosialisasi ini dengan baik dan melengkapi semua dokumen yang dibutuhkan di Jadesta,” katanya.
Hasratang menjelaskan ADWI kali ini merupakan tahun ketiga yang diikuti Kabupaten Luwu Timur.
“Tahun 2022 merupakan awal kita mengikuti ADWI, desa wisata yang mendaftar terbanyak di Indonesia adalah Sulawesi pada 2022 dan 2023, dan di Sulawesi yang terbanyak adalah Sulawesi Selatan, sementara untuk tingkat Sulsel yang terbanyak dari 24 kabupaten kota adalah Luwu Timur,” ujarnya.
Pada 2022, katanya, desa wisata di Kabupaten Luwu Timur yang mendaftar di Jadesta menuju ADWI sebanyak 63 desa, sedangkan pada 2023 naik menjadi 73 desa wisata.
“Kita ketahui bahwa hampir setiap tahun kementerian sangat ketat mengeluarkan aplikasi, sehingga diperlukan para admin meng-update aplikasi yang ada di masing-masing akun Jadesta,” kata dia.