Makassar (ANTARA) - Agrofarm Store selaku mitra binaan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Sulawesi Selatan mengembangkan organisme pengurai sampah menjadi pupuk kompos.

"Kami sudah setahun terakhir mengembangkan organisme pengurai sampah berupa ulat atau belatung lalat prajurit hitam," kata Fikri, salah seorang pengelola Agrofarm Store, di Makasaar, Jumat.

Dia mengatakan organisme pengurai ini sebanyak satu kilogram mampu mengurai 5 kg sampah yang kemudian diubah menjadi pupuk kompos yang bersumber dari sayuran dan bahan makanan yang membusuk.

Dengan mengembangkan organisme di rumah produksi di Jl Toddopuli Makassar itu, kini sudah dapat menghasilkan pupuk kompos sebanyak 50.kg - 70 kg per hari.

"Kami komunitas pencinta lingkungan ini dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, ada alumni Fakultas Perikanan, Pertanian dan pemuda setempat berkolaborasi mendukung program pemerintah dalam mengolah sampah menjadi bernilai ekonomis," tambah Rahmat Hidayat, pengelola Agrofarm Store lainnya.. 

Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Andi Hasbi.

Menurut dia, persoalan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, namun semua pihak di muka bumi ini memiliki kewajiban menyelamatkan bumi dari sampah yang dapat membahayakan lingkungan.

"Bila sampah organik dapat dikelola menjadi pupuk kompos dan dapat menghasilkan cuan, maka sampah anorganik dapat dikelola dengan pendekatan 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle," ujarnya. 
  Suasana tim Agrofarm Store memperkenalkan produk organisme ulat atau belatung lalat hitam prajurit pengurai sampah organik menjadi pupuk kompos dalam tiga hari.. Antara/ Suriani Mappong

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024