Makassar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin menggalakkan penanaman 2 juta pohon nangka madu di seluruh daerah itu.
Menurut Bahtiar, tahun ini Pemprov Sulsel bersama pemerintah kabupaten dan kota se-Sulsel melakukan penanaman massal di berbagai lahan tidak produktif termasuk Kabupaten Jeneponto.
"Penanaman 2 juta pohon minimal tahun ini menjadi skala industri. Jadi selain untuk dijual buahnya dalam bentuk fresh nanti bisa jadi industri, supaya bertambah pendapatan masyarakat kita," ujar Bahtiar usai menanam bibit nangka madu, di Desa Beroangin, Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sabtu.
Ia mengaku prihatin melihat banyaknya lahan kosong yang tidak dimanfaatkan di sejumlah daerah.
"Saya jalan keliling termasuk Jeneponto ini, bukan hanya Jeneponto hampir seluruh Sulawesi Selatan, gunung-gunung kosong, lahan kosong banyak sekali, tidak ada hasilnya," kata Bahtiar.
Lebih jauh ia menjelaskan, salah satu yang menjadi kendala di pertanian adalah masalah air. Karena itu, harus dicari tanaman yang kuat bertahan di lahan kering.
"Kita pilih tanamannya yang mudah tumbuh di daerah kita, salah satu diantaranya adalah pohon sukun dan nangka, karena ternyata pohon-pohon yang banyak getahnya itu dia kuat bertahan di tempat-tempat yang kering," katanya.
Nangka, lanjut Bahtiar, memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, apalagi bila nantinya sudah berskala industri atau masuk pasar ekspor.
Nangka yang fokus dikembangkan atau ditanam itu adalah nangka madu. Jenis ini nilai ekonominya tinggi sekali, bahkan satu pohon dalam setahun bisa menghasilkan Rp6 juta kalau diolah dengan baik.
"Bayangkan kalau masyarakat bisa tanam seribu pohon, itu bisa punya uang Rp6 miliar. Kalau bisa tanam 10.000 pohon berarti masyarakat bisa punya uang Rp60 miliar," jelasnya.
Untuk itu, kata Bahtiar, pemerintah harus melakukan edukasi kepada seluruh masyarakat agar menanam pohon nangka madu tersebut. Nangka madu ini akan menjadi pendapatan baru bagi masyarakat Jeneponto dan seluruh masyarakat Sulsel yang memiliki lahan untuk ditanami pohon nangka madu.
"Banyak sekali lahan dan saya kira ini bisa tetap ditanam. Mungkin masyarakat disela-sela tanam jagung dan mungkin di pagar-pagarnya dan di tempat-tempat kosong, mungkin bisa ditanami nangka dan sukun. Saya pikir ini akan menjadi sumber ekonomi masyarakat," ucapnya.
Hadir mendampingi Pj Gubernur Sulsel, Pj Bupati Jeneponto, Pimpinan DPRD Kabupaten Jeneponto, Kepala Dinas Lingkup Pemprov Sulsel, Kepala Dinas lingkup Pemkab Jeneponto dan tokoh masyarakat setempat.
Menurut Bahtiar, tahun ini Pemprov Sulsel bersama pemerintah kabupaten dan kota se-Sulsel melakukan penanaman massal di berbagai lahan tidak produktif termasuk Kabupaten Jeneponto.
"Penanaman 2 juta pohon minimal tahun ini menjadi skala industri. Jadi selain untuk dijual buahnya dalam bentuk fresh nanti bisa jadi industri, supaya bertambah pendapatan masyarakat kita," ujar Bahtiar usai menanam bibit nangka madu, di Desa Beroangin, Bangkala Barat, Kabupaten Jeneponto, Sabtu.
Ia mengaku prihatin melihat banyaknya lahan kosong yang tidak dimanfaatkan di sejumlah daerah.
"Saya jalan keliling termasuk Jeneponto ini, bukan hanya Jeneponto hampir seluruh Sulawesi Selatan, gunung-gunung kosong, lahan kosong banyak sekali, tidak ada hasilnya," kata Bahtiar.
Lebih jauh ia menjelaskan, salah satu yang menjadi kendala di pertanian adalah masalah air. Karena itu, harus dicari tanaman yang kuat bertahan di lahan kering.
"Kita pilih tanamannya yang mudah tumbuh di daerah kita, salah satu diantaranya adalah pohon sukun dan nangka, karena ternyata pohon-pohon yang banyak getahnya itu dia kuat bertahan di tempat-tempat yang kering," katanya.
Nangka, lanjut Bahtiar, memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, apalagi bila nantinya sudah berskala industri atau masuk pasar ekspor.
Nangka yang fokus dikembangkan atau ditanam itu adalah nangka madu. Jenis ini nilai ekonominya tinggi sekali, bahkan satu pohon dalam setahun bisa menghasilkan Rp6 juta kalau diolah dengan baik.
"Bayangkan kalau masyarakat bisa tanam seribu pohon, itu bisa punya uang Rp6 miliar. Kalau bisa tanam 10.000 pohon berarti masyarakat bisa punya uang Rp60 miliar," jelasnya.
Untuk itu, kata Bahtiar, pemerintah harus melakukan edukasi kepada seluruh masyarakat agar menanam pohon nangka madu tersebut. Nangka madu ini akan menjadi pendapatan baru bagi masyarakat Jeneponto dan seluruh masyarakat Sulsel yang memiliki lahan untuk ditanami pohon nangka madu.
"Banyak sekali lahan dan saya kira ini bisa tetap ditanam. Mungkin masyarakat disela-sela tanam jagung dan mungkin di pagar-pagarnya dan di tempat-tempat kosong, mungkin bisa ditanami nangka dan sukun. Saya pikir ini akan menjadi sumber ekonomi masyarakat," ucapnya.
Hadir mendampingi Pj Gubernur Sulsel, Pj Bupati Jeneponto, Pimpinan DPRD Kabupaten Jeneponto, Kepala Dinas Lingkup Pemprov Sulsel, Kepala Dinas lingkup Pemkab Jeneponto dan tokoh masyarakat setempat.