Makassar (ANTARA) - Wakil Pimpinan Cabang Perum Bulog Palopo, Sulawesi Selatan, Viona Cheria mengatakan stok beras yang dimilikinya saat ini masih tersedia sekitar 4.000 ton atau bertahan hingga enam bulan.

"Untuk beras, cukup sampai enam bulan ke depan. Untuk saat ini, berasnya beras impor yang berasal dari Vietnam yang memiliki kualitas sangat terjaga sesuai dengan aturan pemerintah," ujarnya di Palopo, Selasa.

Viona Cheria mengatakan dari 4.000 ton itu, sekitar 2.000 ton lebih merupakan jatah beras impor yang masuk dari Vietnam untuk tahun 2024.

Ia menyatakan penerimaan beras impor itu sendiri, sesuai dengan kebutuhan setiap daerah seperti di Kota Palopo tersebut.

"Untuk saat ini, cadangan beras pemerintah digunakan untuk pelaksanaan bantuan pangan dan pelaksanaan SPHP dalam kegiatan gerakan pangan murah," katanya.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Palopo, Asrul Sani yang meninjau Gudang Bulog Balandai Palopo melihat langsung stok dan kualitas beras tersebut.

Asrul Sani mengatakan kualitas beras Bulog yang tersedia di gudang adalah kualitas bagus dan memiliki rasa premium.

"Kita sudah cek ketersediaan dan kualitas berasnya yang ada di gudang Bulog, itu berasnya bagus," katanya.

Pemerintah Pusat meminta Pemerintah Kota Palopo agar melakukan diversifikasi pangan berdasarkan kearifan lokal.

Menurut dia, alternatif paling cocok adalah sagu dan memungkinkan untuk dikembangkan menjadi beras sagu, apalagi sumber daya alam tersebut mencukupi.

"Kota Palopo sendiri alternatifnya yaitu sagu, ini yang paling memungkinkan untuk dikembangkan menjadi beras sagu," kata Asrul.

Ia mengaku beras sagu sangat bagus untuk dikembangkan dan menjadi makanan sehat, karena memiliki kadar gula rendah.

Apalagi bagi masyarakat Kota Palopo pada khususnya sudah terbiasa dengan sagu dijadikan makanan ataupun kudapan selain dari beras.

"Masyarakat Palopo sudah terbiasa mengkonsumsi sagu, jadi untuk peralihan sangat memungkinkan. Akan tetapi, ini baru wacana saja belum bisa langsung diimplementasikan. Masih harus banyak hal dilakukan dulu, sebelum ini diterapkan," tuturnya.

Terkait dengan harga beras, Bulog masih memiliki harga standar, akan tetapi harga beras lokal yang naik dikarenakan belum memasuki musim panen, hanya beberapa daerah saja yang sudah panen.

"Untuk sementara, masyarakat diarahkan untuk sebaiknya menggunakan beras Bulog. Maka dari itu, pemerintah setiap pekan melaksanakan gerakan pangan murah," ucapnya.*

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024