Makassar (ANTARA) - Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Sulawesi Selatan berharap adanya peningkatan permohonan Kekayaan Intelektual (KI) pada 2024.

Kepala Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual, Kemenkumham Sulsel Jean Henry Patu melalui keterangannya diterima di Makassar, Ahad, mengatakan, pihaknya berkunjung ke seluruh daerah di Sulsel untuk mengajak pemerintah daerah dalam sosialisasi dan mendata potensi kekayaan intelektual.

"Kita harapkan ada peningkatan permohonan KI setiap tahunnya dan dengan sinergisitas dengan pemerintah daerah, maka tingkat permohonan bisa meningkat setiap tahunnya," ujarnya.

Jean Henry Patu saat berkoordinasi dengan para pemerintah daerah terus memacu setempat untuk melindungi potensi Kekayaan Intelektual Indikasi Geografis termasuk di wilayah Kabupaten Luwu Utara.

"Pada Tahun 2021, telah masuk pendaftaran Indikasi Geografis atas komoditas Kopi Arabika Seko Luwu Utara. Proses pendaftaran kini telah melewat proses Pengumuman atau Publikasi dan akan dilanjutkan dengan Pemeriksaan Substantifnya," katanya.

Menurut Jean, pemeriksaan substantif Indikasi Geografis adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Tim Ahli Indikasi Geografis (TAIG) terhadap permohonan Indikasi Geografis.

Kantor wilayah dalam hal ini Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual akan memantau progres pendaftaran IG Kopi Arabika Seko Luwu Utara ini dan berharap sertifikatnya dapat terbit.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Riset Daerah Kabupaten Luwu Utara, Aspar menyatakan bahwa selain Kopi Arabika Seko Luwu Utara, daerahnya juga masih menyimpan beragam potensi hayati diantaranya beras seko dan kakao.

"Komoditas Kakao Luwu Utara sendiri sempat menjadi kakao terbaik di dunia”. ungkap Aspar.

Melalui pembahasan tersebut diharapkan kakao asal Kabupaten Luwu Utara juga dapat diajukan pendaftarannya sebagai produk Indikasi Geografis.

Selain itu, beras seko juga menyimpan potensi besar untuk dapat diajukan sebagai produk Indikasi Geografis. Hal ini dikarenakan oleh ciri khas dan karakteristik yang dimiliki komoditas ini yakni aromanya yang harum, putih bersih, berbulir kecil dan pulen.

Oleh warga sekitar, hasil varietas padi ini biasa disebut Beras Tarone, merupakan komoditas yang menjadi primadona dan incaran masyarakat karena ciri khasnya tersebut.

“Namun tidak dapat dipungkiri bahwa akses dan medan yang sulit ditempuh menuju Seko menjadi kendala dalam pengembangan produk unggulan Kabupaten Luwu Utara ini sehingga harapan untuk pengemasan dan pengembangan produk hingga saat ini belum dapat dilakukan”, ucap Aspar.

Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah, Liberti Sitinjak menginstruksikan kepada jajarannya khususnya pada Sub Bidang Pelayanan Kekayaan Intelektual untuk terus meningkatkan layanan kekayaan intelektual di berbagai daerah.

"Kanwil Sulsel terus berupaya untuk mendekatkan layanan kekayaan intelektual bagi masyarakat Sulsel melalui program-program dan inovasi-inovasi terkait layanan kekayaan intelektual," ucap Kakanwil.

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024