Jakarta (ANTARA) - Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah telah mengantisipasi lonjakan konsumsi energi yakni BBM, LPG, dan ketenagalistrikan menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah.
"Menghadapi Lebaran kali ini, tingginya angka pemudik dibanding tahun 2023 lalu meski diantisipasi dengan mengamankan (pasokan BBM khususnya) gasoline. Perlu diperhatikan juga kantong-kantong (lokasi BBM) yang relatif padat dilalui pemudik," katanya saat memberikan pengarahan kepada Tim Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2024 secara virtual di Jakarta, Sabtu.
Setelah melakukan peninjauan di sejumlah titik SPBU, terminal BBM, serta pembangkit dan transmisi ketenagalistrikan, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin ketersediaan pasokan energi selama libur Ramadhan dan Idul Fitri 2024.
Sisi peningkatan konsumsi dan penyediaan energi menjadi fokus perhatian selaras dengan kelancaran pelayanan pendistribusiannya.
Hasil pemantauan Tim Satgas RAFI 2024 menunjukkan terjadi lonjakan konsumsi nasional pada produk gasoline dan gasoil hingga Sabtu ini.
Hal itu seiring dengan pergerakan jumlah pemudik menyusul berakhirnya aktivitas perkantoran.
Secara rinci, konsumsi gasoline jenis Pertalite naik 11 persen, Pertamax naik 24 persen, dan Turbo naik 90 persen, sementara kerosene naik 43 persen dibandingkan hari normal.
Sedangkan, pada gasoil, Solar juga mengalami kenaikan 9 persen, Dexlite naik 29 persen, dan Dex naik 33 persen.
Terpusatnya pergerakan mudik, sambung Arifin, ke arah Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara pada akhir pekan ini seiring dengan realisasi pendistribusian harian BBM di sejumlah provinsi.
Sumatra Selatan tercatat menjadi wilayah tertinggi mengalami peningkatan gasoline sebesar 27 persen; disusul Lampung (26 persen); Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur (23 persen); Bali, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Barat (16 persen); Jawa Barat dan Jawa Tengah (13 persen); DI Yogyakarta dan Jawa Timur (12 persen); Banten (9 persen); dan DK Jakarta (6 persen).
Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur sebesar 24 persen menjadi wilayah dengan penambahan konsumsi gasoil tertinggi, diikuti Bengkulu dan Jakarta (19 persen); Sumatera Selatan (17 persen); Banten (14 persen); Jawa Barat (13 persen); Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat (11 persen); Jawa Timur (8 persen); Bangka Belitung (7 persen); Lampung (6 persen), dan Bali (3 persen).
Sebaliknya, DI Yogyakarta (-9 persen) dan Jambi (-7 persen) menjadi provinsi yang mengalami penurunan penggunaan gasoil.
"Khusus sektor industri, gasoil turun drastis 22 persen, tapi pada armada laut naik 17 persen," jelas Arifin.
Menteri Arifin mengutarakan selain ketersediaan BBM di jalur mudik, pergerakan kendaraan pada destinasi wisata juga menjadi salah satu, yang perlu diantisipasi dan terpenuhi konsumsi BBM-nya.
Kendati demikian, pengawasan yang terintegrasi berbasis digital, seperti implementasi kode QR harus dikawal ketat agar penyaluran BBM bisa sesuai dengan yang sudah ditentukan.
Di samping BBM, lanjutnya, pergerakan grafik konsumsi juga tampak dari pemanfaatan Avtur yang melonjak hingga 15 persen dan LPG sektor rumah tangga sebesar 2,1 persen.
"Kecukupan energi harus tetap dijaga demi menjamin kenyamanan mudik," tegasnya.
Di sisi lain, Menteri ESDM meminta kepada PT PLN (Persero) siap sedia memastikan pasokan listrik tidak mengalami gangguan selama masa liburan Idul Fitri berakhir.
Apabila terjadi gangguan, proses penanganan dan komunikasi harus dilakukan secara intens.
"Tidak boleh ada kegiatan Lebaran yang terganggu karena listriknya padam di ruang publik, baik di tempat ibadah, rumah sakit, bandara, stasiun, alun-alun, maupun pusat kegiatan masyarakat lainnya. Saya minta tim Satgas RAFI tetap siaga. Kalau ada masalah, tolong segera komunikasikan dengan baik," sebut Arifin.
"Menghadapi Lebaran kali ini, tingginya angka pemudik dibanding tahun 2023 lalu meski diantisipasi dengan mengamankan (pasokan BBM khususnya) gasoline. Perlu diperhatikan juga kantong-kantong (lokasi BBM) yang relatif padat dilalui pemudik," katanya saat memberikan pengarahan kepada Tim Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2024 secara virtual di Jakarta, Sabtu.
Setelah melakukan peninjauan di sejumlah titik SPBU, terminal BBM, serta pembangkit dan transmisi ketenagalistrikan, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjamin ketersediaan pasokan energi selama libur Ramadhan dan Idul Fitri 2024.
Sisi peningkatan konsumsi dan penyediaan energi menjadi fokus perhatian selaras dengan kelancaran pelayanan pendistribusiannya.
Hasil pemantauan Tim Satgas RAFI 2024 menunjukkan terjadi lonjakan konsumsi nasional pada produk gasoline dan gasoil hingga Sabtu ini.
Hal itu seiring dengan pergerakan jumlah pemudik menyusul berakhirnya aktivitas perkantoran.
Secara rinci, konsumsi gasoline jenis Pertalite naik 11 persen, Pertamax naik 24 persen, dan Turbo naik 90 persen, sementara kerosene naik 43 persen dibandingkan hari normal.
Sedangkan, pada gasoil, Solar juga mengalami kenaikan 9 persen, Dexlite naik 29 persen, dan Dex naik 33 persen.
Terpusatnya pergerakan mudik, sambung Arifin, ke arah Sumatra, Jawa, dan Nusa Tenggara pada akhir pekan ini seiring dengan realisasi pendistribusian harian BBM di sejumlah provinsi.
Sumatra Selatan tercatat menjadi wilayah tertinggi mengalami peningkatan gasoline sebesar 27 persen; disusul Lampung (26 persen); Bengkulu dan Nusa Tenggara Timur (23 persen); Bali, Bangka Belitung, dan Nusa Tenggara Barat (16 persen); Jawa Barat dan Jawa Tengah (13 persen); DI Yogyakarta dan Jawa Timur (12 persen); Banten (9 persen); dan DK Jakarta (6 persen).
Selanjutnya, Nusa Tenggara Timur sebesar 24 persen menjadi wilayah dengan penambahan konsumsi gasoil tertinggi, diikuti Bengkulu dan Jakarta (19 persen); Sumatera Selatan (17 persen); Banten (14 persen); Jawa Barat (13 persen); Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Barat (11 persen); Jawa Timur (8 persen); Bangka Belitung (7 persen); Lampung (6 persen), dan Bali (3 persen).
Sebaliknya, DI Yogyakarta (-9 persen) dan Jambi (-7 persen) menjadi provinsi yang mengalami penurunan penggunaan gasoil.
"Khusus sektor industri, gasoil turun drastis 22 persen, tapi pada armada laut naik 17 persen," jelas Arifin.
Menteri Arifin mengutarakan selain ketersediaan BBM di jalur mudik, pergerakan kendaraan pada destinasi wisata juga menjadi salah satu, yang perlu diantisipasi dan terpenuhi konsumsi BBM-nya.
Kendati demikian, pengawasan yang terintegrasi berbasis digital, seperti implementasi kode QR harus dikawal ketat agar penyaluran BBM bisa sesuai dengan yang sudah ditentukan.
Di samping BBM, lanjutnya, pergerakan grafik konsumsi juga tampak dari pemanfaatan Avtur yang melonjak hingga 15 persen dan LPG sektor rumah tangga sebesar 2,1 persen.
"Kecukupan energi harus tetap dijaga demi menjamin kenyamanan mudik," tegasnya.
Di sisi lain, Menteri ESDM meminta kepada PT PLN (Persero) siap sedia memastikan pasokan listrik tidak mengalami gangguan selama masa liburan Idul Fitri berakhir.
Apabila terjadi gangguan, proses penanganan dan komunikasi harus dilakukan secara intens.
"Tidak boleh ada kegiatan Lebaran yang terganggu karena listriknya padam di ruang publik, baik di tempat ibadah, rumah sakit, bandara, stasiun, alun-alun, maupun pusat kegiatan masyarakat lainnya. Saya minta tim Satgas RAFI tetap siaga. Kalau ada masalah, tolong segera komunikasikan dengan baik," sebut Arifin.