Makassar (ANTARA Sulsel) - Staf Ahli Biro Bina Napza dan HIV/AIDS Provinsi Sulsel Prof Dr Andi Agustang, MSi mengatakan, Sulawesi Selatan kini dikepung ancaman kasus Napza dan HIV/AIDS.

"Masyarakat Sulsel hari ini dan akan datang dikepung dengan bayang-bayang ancaman pengedaran gelap narkoba, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (Napza) dan HIV/AIDS," kata Agustang di Makassar, Rabu.

Menurut dia, kedua realitas sosial itu fenomenanya laksana gunung es, kelihatan sedikit di permukaan tetapi di bawahnya luar biasa banyak.

Dia mengatakan, resiko tinggi akan menghadang, jika masalah Napza dan HIV/AIDS tidak secara bersama dicegah dan ditanggulangi. Karena hal tersebut akan menjadi ancaman sangat krusial, apalagi diduga kuat mayoritas menyerang anak bangsa yang berada dalam usia produktif.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena menyebar kepada generasi muda harapan bangsa," ujar Guru Besar UVRI ini.

Berkaitan dengan hal tersebut, Biro Bina Napsa dan HIV/AIDS Sulsel, secara tekhnis membantu menangani dua masalah itu dengan tiga program unggulan.

Pertama, penguatan kapasitas kelembagaan dengan sasaran, adanya akselerasi penanggulangan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat.

Kedua, pembangunan sistem sosial masyarakat yang kuat dengan sasaran adanya, katup pengaman pada tingkat desa/kelurahan guna mendeteksi dini dan pencegahan segera.

Ketiga, rehabilitasi berbasis masyarakat, sasaran memutus mata rantai dan peningkatan kualitas hidup korban.

Sementara itu, data BNN Provinsi Sulsel dan Dinas Kesehatan Sulsel menunjukkan angka korban narkoba sepanjang tahun 2012 mencapai sebanyak 133.524 orang.

Pengidap HIV/AIDS juga mencatat angka cukup besar yakni, sebanyak 6.139 orang. Korban dominan pria angkanya sekitar 70 persen, trans gender 10 persen, lebih banyak usia produktif antara 14 sampai 25 tahun.  FC Kuen

Pewarta : Oleh Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024