Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah Calon Presiden Peserta Konvensi Partai Demokrat mengkritisi kecilnya pembiayaan yang masuk dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk subsidi bidang pertanian.

"Untuk subsidi pertanian dalam APBN anggarannya sangat kecil porsinya dengan alasan efisiensi, padahal dibandingkan pada anggaran perjalanan dinas terus meningkat dari Rp2,6 triliun naik pada 2014 menjadi Rp23 triliun," sebut Gita Irawan Wirjawan dalam debat bernegara di Makassar, Rabu.

Besarnya biaya perjanan dinas itu tentu, kata dia, tidak lepas dari kepentingan politik dan tidak mencerminkan pemerintah yang peduli akan pertanian.

"Sampai kapanpun penyusunan anggaran pertanian tidak akan beres bila mengedapankan anggaran lain, kalau saya akan priortiaskan itu," paparnya.

Menurut dia, ke depan bila dirinya terpilih, alokasi subsidi untuk pertanian harus lebih besar porsinya dalam APBN, termasuk sektor kelautan dan perikanan yang harus menjadi skala priorias dengan Sumber Daya Alam yang melimpah.

Sementara kandidat lain, Pramono Edi Wibowo mengatakan, diperlukan pemikiran kembali membangun pertanian dengan subsidi pupuk bagi petani yang prosesnya bersih yang selama ini diselewengkan pihak tertentu.

"Subsidi pupuk harus lebih besar untuk petani, selama ini subsidi yang paling besar ada pada Bahan Bakar Minyak. Untuk itu memberikan kemudahan terhadap petani harus dilakukan. Coklat kita juga sangat berpotensi," katanya.

Sedangkan peserta konvesi lainnya, Irman Gusman juga punya pemikiran bagaimana membangun pertanian dan perkebunan dari hulu ke hilir.

"Kita dorong bidang pertanian melaui APBN dan APBD, dan akan saya balik, mengembalikan harga BBM ke harga semula dan memberikan subsidi penuh kepada bidang pertanian dengan melakukan transformasi dari tradisional ke arah moderen," ucapnya.

Berbeda dengan pemikiran peserta konvensi lain yakni Marzuki Alie, bahwa pertanian harus didukung dengan infrastuktur, kebijakan alokasi anggaran untuk subsidi pertanian dirasa saat ini cukup besar.

"Konkritnya, pembagunan infrastruktur dan kebijakan itu menjadi nilai tambah karena akan lebih meningkatkan kesejahteraann masyarakat. Bila ada potensi hasil perkebunan untuk diekspor dalam keadaan mentah tentu akan meningkatkan kesejahteraan," ucapnya.

Dalam Konvensi Demokrat pada sesi pertama pada debat bernegara diikuti lima peserta yakni, Anies Baswedan, Gita Wirjawan, Irman Gusman, Marzuki Alie dan Pramono Edhie Wibowo.

Selanjutnya pada sesi kedua menghadirkan enam peserta konvensi yakni Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Dino Patti Djalal, Endriartono Sutarto, Hayono Isman dan Sinyo Harry Sarundajang.

Konvensi dipandu moderator Andi Timo Pangeran yang juga sebagai anggota komite konvensi dan para penanya dari kalangan akademis yakni Hamid Paddu dan Marwan Effendi. Para peserta diberikan waktu menjawab pertanyaan tiga menit selama berlansungnya konvesi. FC Kuen

Pewarta : Oleh Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024