Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan fokus pada konversi pangan ke tanaman hortikultura sebagai upaya mendorong peningkatan ekonomi di daerah itu.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Makassar, Kamis, mengatakan tanaman hortikultura, yang terdiri dari tanaman obat-obatan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias, dikenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Inisiatif ini diharapkan dapat memanfaatkan potensi lahan yang luas di Sulsel yang mencapai 5 juta hektar. Dengan keberhasilan yang telah dicapai di sektor tanaman pangan, yang mencakup lahan hampir 1 juta hektar.
Melihat peluang yang ada di depan mata, didukung lahan yang luas, Sulsel memiliki kesempatan emas untuk mengembangkan sektor hortikultura sebagai pilar ekonomi baru yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan produksi dan diversifikasi produk pertanian, tetapi juga akan membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan para petani. Dengan demikian, Sulawesi Selatan menjadi salah satu pusat hortikultura terkemuka di Indonesia.
"Kita hendak mengajak masyarakat kita menjadi lebih sejahtera," kata Bahtiar pada acara Halal-bihalal bersama keluarga besar Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-BUN) Provinsi Sulsel di CPI Makassar.
Kepala Bidang Hortikultura TPH-BUN Sulsel Uvan Nurwahidah, mengatakan acara silaturahmi ini dirangkaikan kegiatan tanam Kelapa Genjah dan Kelapa Dalam yang merupakan varietas kelapa yang merupakan komoditas unggulan nasional dari Selayar.
Kedua jenis kelapa ini telah berhasil dibudidayakan dan dikomersialkan di luar Sulawesi Selatan.
Kelapa genjah dikenal dengan ukuran pendeknya dan buah berwarna kuning keemasan yang cepat berbuah. Sementara kelapa dalam memiliki ukuran pohon yang lebih besar dan tinggi dengan buah yang lebih besar.
Kelapa genjah merupakan hasil persilangan antara kelapa hibrida dan kelapa dalam, menjanjikan hasil yang lebih efisien dan produktif.
Benih yang digunakan dalam penanaman ini adalah benih unggul yang telah terbukti memiliki tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi serta tahan terhadap hama dan penyakit.
"Kami memilih untuk menanam pohon ini di daerah pinggir pantai karena kelapa adalah tanaman yang dapat bertindak sebagai penghalau angin dan pembatas alami," ujarnya.
"Selain itu, kelapa juga tahan terhadap kekeringan dan memberikan nilai estetika yang tinggi. Ini adalah komoditas unggulan dari Selayar yang kami banggakan," ucapnya.
Menurut dia, kegiatan penanaman ini tidak hanya bertujuan untuk memperkaya keanekaragaman hayati dan keindahan lingkungan di CPI. Tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mengembangkan potensi lokal melalui komoditas pertanian yang berkelanjutan.
Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin di Makassar, Kamis, mengatakan tanaman hortikultura, yang terdiri dari tanaman obat-obatan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias, dikenal memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Inisiatif ini diharapkan dapat memanfaatkan potensi lahan yang luas di Sulsel yang mencapai 5 juta hektar. Dengan keberhasilan yang telah dicapai di sektor tanaman pangan, yang mencakup lahan hampir 1 juta hektar.
Melihat peluang yang ada di depan mata, didukung lahan yang luas, Sulsel memiliki kesempatan emas untuk mengembangkan sektor hortikultura sebagai pilar ekonomi baru yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Langkah strategis ini diharapkan tidak hanya akan meningkatkan produksi dan diversifikasi produk pertanian, tetapi juga akan membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan para petani. Dengan demikian, Sulawesi Selatan menjadi salah satu pusat hortikultura terkemuka di Indonesia.
"Kita hendak mengajak masyarakat kita menjadi lebih sejahtera," kata Bahtiar pada acara Halal-bihalal bersama keluarga besar Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-BUN) Provinsi Sulsel di CPI Makassar.
Kepala Bidang Hortikultura TPH-BUN Sulsel Uvan Nurwahidah, mengatakan acara silaturahmi ini dirangkaikan kegiatan tanam Kelapa Genjah dan Kelapa Dalam yang merupakan varietas kelapa yang merupakan komoditas unggulan nasional dari Selayar.
Kedua jenis kelapa ini telah berhasil dibudidayakan dan dikomersialkan di luar Sulawesi Selatan.
Kelapa genjah dikenal dengan ukuran pendeknya dan buah berwarna kuning keemasan yang cepat berbuah. Sementara kelapa dalam memiliki ukuran pohon yang lebih besar dan tinggi dengan buah yang lebih besar.
Kelapa genjah merupakan hasil persilangan antara kelapa hibrida dan kelapa dalam, menjanjikan hasil yang lebih efisien dan produktif.
Benih yang digunakan dalam penanaman ini adalah benih unggul yang telah terbukti memiliki tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi serta tahan terhadap hama dan penyakit.
"Kami memilih untuk menanam pohon ini di daerah pinggir pantai karena kelapa adalah tanaman yang dapat bertindak sebagai penghalau angin dan pembatas alami," ujarnya.
"Selain itu, kelapa juga tahan terhadap kekeringan dan memberikan nilai estetika yang tinggi. Ini adalah komoditas unggulan dari Selayar yang kami banggakan," ucapnya.
Menurut dia, kegiatan penanaman ini tidak hanya bertujuan untuk memperkaya keanekaragaman hayati dan keindahan lingkungan di CPI. Tetapi juga sebagai langkah strategis dalam mengembangkan potensi lokal melalui komoditas pertanian yang berkelanjutan.