Mamuju (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Barat Muhammad Idris mengatakan berdasarkan data versi Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Sulbar pada Triwulan I tahun 2024 sebesar 6,02 nasional atau tertinggi kelima secara nasional.
"Capaian pertumbuhan ekonomi ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi antara OPD dengan para pemangku kepentingan," kata Muhammad Idris, di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Sulbar yang mencapai 6,02 persen itu dihitung secara tahunan (yoy)
"Pertumbuhan ekonomi Sulbar ini tercatat di atas pertumbuhan nasional dan merupakan urutan kelima pertumbuhan tertinggi di Indonesia," terang Muhammad Idris.
Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan tertinggi pada perekonomian Sulbar pada periode ini, yaitu sektor pertanian dan industri pengolahan yang mampu tumbuh masing-masing sebesar 3,68 persen dan 13,65 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen yang cukup berperan mendorong pertumbuhan ekonomi adalah komponen konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang juga masing-masing tumbuh sebesar 5,58 persen dan 6,55 persen.
Di antara komponen pengeluaran yang memberikan kinerja cukup baik adalah konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat yang meningkat dan inflasi yang terkendali.
"Sedangkan konsumsi pemerintah, sangat dipengaruhi oleh realisasi APBN dan APBD yang memiliki kinerja cukup baik," ujar Muhammad Idris.
Ia mengapresiasi sinergisitas para pemangku kepentingan, terutama pada sektor pertanian, tenaga kerja, perkebunan serta pemerintah daerah yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
Selain itu, tambahnya, dukungan dari Bank Indonesia, BPS termasuk Ditjen Perbendaharaan yang memberikan informasi mengenai bagaimana strategi menggunakan anggaran, sebagai salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
"Saya mengapresiasi upaya dari para pemangku kepentingan sehingga ekonomi Sulbar terus bertumbuh. Termasuk, dukungan dari BI dan Ditjen Perbendaharaan yang memberikan masukan terkait strategi pengelolaan anggaran dan itu yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kita," terang Muhammad Idris.
"Capaian pertumbuhan ekonomi ini merupakan hasil kerja keras dan kolaborasi antara OPD dengan para pemangku kepentingan," kata Muhammad Idris, di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Sulbar yang mencapai 6,02 persen itu dihitung secara tahunan (yoy)
"Pertumbuhan ekonomi Sulbar ini tercatat di atas pertumbuhan nasional dan merupakan urutan kelima pertumbuhan tertinggi di Indonesia," terang Muhammad Idris.
Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan tertinggi pada perekonomian Sulbar pada periode ini, yaitu sektor pertanian dan industri pengolahan yang mampu tumbuh masing-masing sebesar 3,68 persen dan 13,65 persen.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, komponen yang cukup berperan mendorong pertumbuhan ekonomi adalah komponen konsumsi rumah tangga dan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang juga masing-masing tumbuh sebesar 5,58 persen dan 6,55 persen.
Di antara komponen pengeluaran yang memberikan kinerja cukup baik adalah konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.
Konsumsi rumah tangga sangat dipengaruhi oleh pendapatan masyarakat yang meningkat dan inflasi yang terkendali.
"Sedangkan konsumsi pemerintah, sangat dipengaruhi oleh realisasi APBN dan APBD yang memiliki kinerja cukup baik," ujar Muhammad Idris.
Ia mengapresiasi sinergisitas para pemangku kepentingan, terutama pada sektor pertanian, tenaga kerja, perkebunan serta pemerintah daerah yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
Selain itu, tambahnya, dukungan dari Bank Indonesia, BPS termasuk Ditjen Perbendaharaan yang memberikan informasi mengenai bagaimana strategi menggunakan anggaran, sebagai salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi di Sulbar.
"Saya mengapresiasi upaya dari para pemangku kepentingan sehingga ekonomi Sulbar terus bertumbuh. Termasuk, dukungan dari BI dan Ditjen Perbendaharaan yang memberikan masukan terkait strategi pengelolaan anggaran dan itu yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi kita," terang Muhammad Idris.