Jakarta, (Antara Sulsel) - Olahraga sepakbola, tanpa diragukan lagi, adalah salah satu olahraga kegemaran rakyat Indonesia. Menurut data Nielsen tahun 2013, ada sekitar 120 juta orang yang selalu menonton dan mengikuti perkembangan liga sepakbola Indonesia melalui televisi. Namun sayang, kegemaran akan sepakbola ini tak berbanding lurus dengan tumbuhnya bibit-bibit pemain bola baru di Indonesia.

Hal ini dibenarkan oleh Rahmad Darmawan, mantan pelatih Timnas U-23 yang sekarang menjadi pelatih tim Persebaya. Menurut Rahmad, anak-anak Indonesia memiliki semangat yang sangat tinggi dalam berlatih sepakbola, tapi hal ini tidak ditunjang dengan model pelatihan yang memadai.
Sebagai contoh, pelatihan sepakbola yang tepat bagi anak-anak usia 12 tahun adalah peningkatan skill berupa latihan gerak.

"Dari latihan gerak itu akan terlihat cara si anak berlari, apakah badannya cenderung ke kiri atau ke kanan. Dari situ juga bisa terlihat tumpuan anak tersebut saat berlari, apakah memakai tumit atau telapak kaki. Hal ini penting karena menyangkut perkembangan gerak si anak ketika ia akhirnya memutuskan untuk menjadi pesepakbola profesional," jelas pelatih yang akrab dipanggil RD ini.

Atas dasar inilah, Coca-Cola Amatil Indonesia menggelar program bernama Coke Kicks di 14 kota seluruh Indonesia yang didesain untuk membangun fondasi perkembangan dasar anak-anak dalam bermain dan berlatih sepakbola.

Untuk keempat kalinya sejak tahun 2011, Coke Kicks 2014 resmi dimulai hari ini untuk memberikan program pelatihan sepak bola satu hari kepada 2,800 tunas bangsa dan 140 pelatihnya yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

"Coke Kicks adalah salah satu bagian dari komitmen Coca-Cola untuk mendukung pengembangan bakat sepak bola di Indonesia. Karena sebelum menuju kompetisi, membentuk kebiasaan bermain dan berlatih sepakbola yang tepat juga sangat berperan dalam usaha menumbuhkan bakat-bakat di masa depan. Coke Kicks membantu mengubah cara anak-anak Indonesia, dan pelatih mereka, bermain dan berlatih setiap hari. Jadi setelah mengikuti Coke Kicks, mereka bisa mulai melakukannya dengan cara yang profesional," kata Putri Silalahi, Head of Corporate Communications, Coca-Cola Amatil Indonesia.

Bekerjasama dengan para pelatih dari Asian Soccer Academy (ASA) Foundation, Coke Kicks memang menekankan pentingnya pelatihan bagi para pelatih sebagai kunci dari pertumbuhan bakat-bakat baru di Indonesia. Melalui sesi "Train the Trainer", ASA memberikan beberapa modul pelatihan seperti life skill dan perencanaan kepelatihan.

"Targetnya adalah memberdayakan pelatih di tingkat akar rumput di seluruh Indonesia supaya terjadi keberlanjutan proyek jangka panjang dan meninggalkan warisan yang nyata di daerah-daerah sasaran," kata Lee Hawkins, Direktur Asian Soccer Foundation (ASA).

Sementara modul pelatihan yang diberikan kepada anak-anak, di antaranya adalah dribble, shooting, passing.

ASA tak berhenti sampai di situ. Saat ini ASA sudah menyeleksi beberapa pemain terbaik dari program Coke Kicks di setiap wilahnya, dan di akhir program ASA akan membentuk Tim Elite yang beranggotakan 16 pemain terbaik "Coke Kicks Team of the Year".

"Konsepnya adalah untuk menawarkan PSSI kesempatan untuk memandu dan menilai pemain dari Tim Elite Coke Kicks serta kemungkinan menyeleksi mereka untuk bergabung dalam TIMNAS muda," sambung Lee.

Rahmad Darmawan menambahkan, Indonesia membutuhkan pelatihan seperti Coke Kicks untuk memberikan edukasi dasar tentang sepakbola kepada bibit-bibit muda. "Kegiatan seperti ini bisa menjadi momentum untuk membangkitkan prestasi sepakbola anak bangsa," tuturnya.

Sejak tahun 2011, Coke Kicks telah memberikan pelatihan kepada 7,000 anak dan 450 pelatih di Indonesia. Tahun ini, Coke Kicks 2014 akan memberikan pelatihan kepada 2,800 anak dan 140 pelatih di 14 kota, yaitu Bekasi, Bandung, Bali, Medan, Lampung, Padang, Aceh, Surabaya, Jogjakarta, Banjarmasin, Semarang, Ambon, Papua, dan Makassar.

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024