Mamuju (ANTARA) - Akademisi Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) mendukung upaya Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) Bahtiar Baharuddin dalam mengembangkan komoditi pisang Cavendish.
"Kami mendukung upaya dan kebijakan Pj Gubernur Sulbar dalam mengembangkan komoditi pisang Cavendish dan Sukun karena akan meningkatkan ekonomi daerah," kata Syarkawi, salah satu dosen Fakultas Ekonomi Unhas, di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan komoditi pisang dan sukun sangat cocok dengan iklim dan lahan pertanian di Sulbar, sehingga komoditi tersebut diyakini akan membawa kemajuan di sektor pertanian dan kesejahteraan petani.
"Dulunya sukun tanaman yang paling banyak di Sulbar, namun kini perlahan menghilang, sehingga jika dibangkitkan kembali, maka itu sangat tepat, karena dulunya memang sudah pernah menjadi tanaman primadona di Sulbar," kata Syarkawi yang juga mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau (KPPU) Republik Indonesia.
Demikian pula komoditi pisang yang sangat tepat dikembangkan di Subar karena komoditi tersebut pasarnya sangat jelas dan menjadi komoditi ekspor
Syarkawi mengatakan Pemprov Sulbar dapat bekerja sama dengan perusahaan PT Lulu Hypermart dalam rangka memasarkan produk pisang ke negara Timur Tengah yang permintaan komoditi pisang cukup tinggi.
Ia juga menyampaikan bahwa komoditi pisang sangat familiar dengan masyarakat Sulbar sehingga masyarakat diharapkan dapat mengembangkan pisang Cavendish tersebut.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mengatakan Pemprov Sulbar segera menyusun rencana pengembangan komoditi pisang Cavendish seperti yang telah dilakukan di Kecamatan Mare Kabupaten Bone.
Komoditi pisang Cavendish cukup mahal yakni sekitar Rp27 ribu untuk tiga biji pisang sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani Sulbar jika mengembangkannya.
"Negara ini hanya mampu memenuhi sekitar 35 persen kebutuhan pisang dari 65 negara di Dunia, sehingga peluang pemasaran komoditi pisang sangat jelas dan menjanjikan untuk mengembangkannya di Sulbar," ujar Bahtiar.
"Kami mendukung upaya dan kebijakan Pj Gubernur Sulbar dalam mengembangkan komoditi pisang Cavendish dan Sukun karena akan meningkatkan ekonomi daerah," kata Syarkawi, salah satu dosen Fakultas Ekonomi Unhas, di Mamuju, Senin.
Ia mengatakan komoditi pisang dan sukun sangat cocok dengan iklim dan lahan pertanian di Sulbar, sehingga komoditi tersebut diyakini akan membawa kemajuan di sektor pertanian dan kesejahteraan petani.
"Dulunya sukun tanaman yang paling banyak di Sulbar, namun kini perlahan menghilang, sehingga jika dibangkitkan kembali, maka itu sangat tepat, karena dulunya memang sudah pernah menjadi tanaman primadona di Sulbar," kata Syarkawi yang juga mantan Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau (KPPU) Republik Indonesia.
Demikian pula komoditi pisang yang sangat tepat dikembangkan di Subar karena komoditi tersebut pasarnya sangat jelas dan menjadi komoditi ekspor
Syarkawi mengatakan Pemprov Sulbar dapat bekerja sama dengan perusahaan PT Lulu Hypermart dalam rangka memasarkan produk pisang ke negara Timur Tengah yang permintaan komoditi pisang cukup tinggi.
Ia juga menyampaikan bahwa komoditi pisang sangat familiar dengan masyarakat Sulbar sehingga masyarakat diharapkan dapat mengembangkan pisang Cavendish tersebut.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Sulbar Bahtiar Baharuddin mengatakan Pemprov Sulbar segera menyusun rencana pengembangan komoditi pisang Cavendish seperti yang telah dilakukan di Kecamatan Mare Kabupaten Bone.
Komoditi pisang Cavendish cukup mahal yakni sekitar Rp27 ribu untuk tiga biji pisang sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani Sulbar jika mengembangkannya.
"Negara ini hanya mampu memenuhi sekitar 35 persen kebutuhan pisang dari 65 negara di Dunia, sehingga peluang pemasaran komoditi pisang sangat jelas dan menjanjikan untuk mengembangkannya di Sulbar," ujar Bahtiar.