Makassar (ANTARA) - Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) mencatat neraca perdagangan Sulawesi Selatan (Sulsel) per April 2024 masih tetap surplus 40,54 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp659 miliar lebih (kurs Rp16.200).
Kepala Bidang Kepabeanan DJBC Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Zaeni Rokhman di Makassar, Jumat, mengatakan, beberapa komoditi unggulan dari sektor pertambangan, pertanian dan hasil laut masih menjadi andalan provinsi ini dalam menambah devisa negara.
"Setiap bulannya andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor itu datang dari sektor unggulan seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan," ujarnya.
Dalam neraca perdagangan itu, Sulsel telah mengekspor berbagai komoditas unggulan pada April 2024 dengan nilai 115,77 juta dolar AS dan impor sekitar 75,23 juta dolar AS, sehingga masih surplus 40,54 juta dolar AS.
Zaeni menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulannya selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Zaeni menyebutkan, untuk sektor pertambangan seperti nikel pada perdagangan April 2024 secara persentase berkontribusi sekitar 59,51 persen, disusul produk besi dan baja 23,05 persen.
Kemudian sektor pengolahan ada rumput laut 7,20 persen, semen 3,18 persen dan karaginan berkontribusi 2,43 persen.
Sementara pada sektor importasi barang mencatatkan nilai transaksi sebesar 75, 23 juta dolar AS yang terdiri dari impor gandum-ganduman, gula, beras, bungkil dan residu padat dari kedelai serta kokas batu bara.
Kepala Bidang Kepabeanan DJBC Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel) Zaeni Rokhman di Makassar, Jumat, mengatakan, beberapa komoditi unggulan dari sektor pertambangan, pertanian dan hasil laut masih menjadi andalan provinsi ini dalam menambah devisa negara.
"Setiap bulannya andalan Sulsel dalam menambah devisa negara melalui ekspor dan impor itu datang dari sektor unggulan seperti pertambangan, perkebunan dan kelautan," ujarnya.
Dalam neraca perdagangan itu, Sulsel telah mengekspor berbagai komoditas unggulan pada April 2024 dengan nilai 115,77 juta dolar AS dan impor sekitar 75,23 juta dolar AS, sehingga masih surplus 40,54 juta dolar AS.
Zaeni menjelaskan, surplus Sulsel setiap bulan dalam neraca perdagangan, karena komoditas andalan provinsi ini setiap bulannya selalu mencatat angka ekspor yang cukup signifikan.
Bahkan untuk komoditas nikel, setiap bulan selalu menyumbang lebih dari 50 persen dari seluruh komoditas, sehingga mampu menyumbang devisa bagi negara.
Zaeni menyebutkan, untuk sektor pertambangan seperti nikel pada perdagangan April 2024 secara persentase berkontribusi sekitar 59,51 persen, disusul produk besi dan baja 23,05 persen.
Kemudian sektor pengolahan ada rumput laut 7,20 persen, semen 3,18 persen dan karaginan berkontribusi 2,43 persen.
Sementara pada sektor importasi barang mencatatkan nilai transaksi sebesar 75, 23 juta dolar AS yang terdiri dari impor gandum-ganduman, gula, beras, bungkil dan residu padat dari kedelai serta kokas batu bara.