Makassar (ANTARA) - Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sulawesi Selatan melakukan evaluasi kinerja terhadap kabupaten dan kota dalam penilaian kinerja 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting.

Plh Kepala Bappelitbangda Sulsel Andi Bakti Haruni di Makassar, Sabtu, mengatakan, pelaksanaan evaluasi kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan 8 aksi konvergensi percepatan penurunan stunting sebagai bahan perbaikan untuk melaksanakan program serupa di tahun-tahun mendatang.

"Inti dari kegiatan ini ada tiga. Pertama mengevaluasi kinerja, kedua memastikan akuntabilitas apa yang dikerjakan bisa dipertanggungjawabkan, ketiga  mengapresiasi upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten/kota," ujarnya.

Andi Bakti mengapresiasi beberapa inovasi yang dilakukan kabupaten/kota dalam penurunan stunting. Pihaknya juga berharap pemerintah kabupaten/kota memperhatikan pengelolaan data terkait 8 Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting.

Adapun hasil evaluasi penilaian kinerja 8 aksi konvergensi stunting akan disampaikan kepada Kementerian Dalam Negeri RI untuk dilakukan evaluasi lanjutan.

Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan yang Juga Plt Kepala Dinas Sosial Sulsel Abdul Malik Faisal mengatakan, masih ada beberapa daerah di Sulsel yang mengalami kenaikan angka stunting dari tahun 2022 ke 2023 lalu.

"Kalau kita lihat datanya ada daerah yang naik dan turun. Kalau datanya yang naik, seperti Enrekang dan Tana Toraja. Sementara yang mengalami penurunan juga ada diantaranya Luwu Utara dan Gowa," katanya

Malik Faisal menerangkan data yang ada, 11 kabupaten/kota mengalami peningkatan dan 13 kabupaten/kota mengalami penurunan.

Penurunan tertinggi terdapat pada Kabupaten Luwu Utara (14,3 persen), Gowa (11,9 persen) , Bantaeng (6,3 persen). Peningkatan tertinggi pada Kabupaten Enrekang ( 8,5 persen), Barru (8 persen) dan Makassar meningkat 7,2 persen.

Prevalensi stunting di Sulsel masih berada di tingkat yang cukup tinggi. Data survei Kesehatan Indonesia tahun 2023, prevalensi stunting di Sulsel sebesar 27,4 persen, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya

"Pak Pj Gubernur menaruh perhatian penuh pada persoalan stunting ini. Target nasional 2025 untuk Sulsel itu 23,8 persen, kita optimistis tahun ini sudah turun di bawah 20 persen, memang harus kerja keras," tuturnya.

Selain itu, Pj Gubernur Prof. Zudan Arif menitipkan 4 hal yang perlu diperhatikan dalam percepatan penurunan stunting di Sulsel. Pertama, peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan, terutama ibu hamil, bayi dan balita.

Kedua, peningkatan gizi ibu hamil dan anak balita. Ketiga, peningkatan akses air bersih dan sanitasi. Dan terakhir, peningkatan pendidikan dan kesadaran masyarakat berupa edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya gizi dan kesehatan.
 

Pewarta : Muh. Hasanuddin
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024