Makassar (ANTARA Sulsel) - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se Sulawesi, Maluku dan Papua mengingatkan agar faktor risiko perlu diwaspadai ditengah laju inflasi yang semakin terkendali ini.

"Di tengah laju inflasi yang semakin terkendali ini, beberapa faktor risiko tetap perlu diwaspadai karena biasanya ketika kita menganggap jika laju inflasi itu semakin terkendali juga punya dampak di tengah euforia tersebut," jelas Ketua Forum Koordinasi Pemantaua dan Pengendalian Inflasi Pemprov Sulsel Muhammad Firda di Makassar, Senin.

Ia mengatakan, ke depan sepanjang 2014 terjadi penyesuaian "inflasi administered price" antara lain kenaikan tarif angkutan udara untuk penerbangan domestik, kenaikan airport tax, rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Industri dab rencana kebijakan harga bahan bakar minyak bersubsid.

Sementara dari sisi inflasi "volatile food", adanya risiko El Nino juga tidak dapat dikesampingkan serta komoditas seperti ayam menjadi penyumbang inflasi dari sektor volatile food.

"Pengalaman tahun-tahun sebelumnya di tingkat nasional menunjukkan El Nino moderat menyebabkan kerusakan lahan (puso) dan penurunan produksi padi secara signifikan," katanya.

Menurutnya, El Nino diikuti oleh naiknya harga beras, misalnya di tahun 2009-2010 (El Nino moderat) naik sekitar 30 persen dan tahun 1999-2000 (El Nino strong) juga naik sekitar 45 persen.

Karena itu, da;am rapat koordinasi wilayah (Rakorwil) TPID se Sulawesi, Maluku, Papua itu memfokuskan pada penguatan kelembagaan TPID serta penanganan masalah surplus-defisit pangan daerah.

Firda menyebutkan, penanganan inflasi difokuskan untuk meningkatkan koordinasi dengan tagline "Menjalin Sinergi Menekan Inflasi". Adapun program kerja utamanya, TPID Sulampua diringkas dengan istilah yang akrab di pemerintah daerah (Pemda) yaitu SKPD OK.

Dalam SKPD OK dijabarkan yakni, Surplus produksi untuk kesejahteraan rakyat. Kelancaran distribusi dan infrastruktur yang memadai. Penentuan tarif dengan besaran dan waktu yang tepat dan terukur. Diseminasi informasi yang terintegrasi.

Dengan dukungan dari TPID di masing-masing provinsi serta dari pemerintah pusat, upaya pengendalian inflasi di Sulampua diharapkan mampu mendukung pencapaian target inflasi nasional sebesar 4,5 persen kurang lebih 1 persen (yoy).

Sebelumnya, dia menyebutkan, pada perkembangan terkini yang ada, inflasi di Sulampua yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Maluku, Papua dan Papua Barat itu hingga periode Maret 2014 menunjukkan perlambatan.

Laju inflasi tercatat 6,64 persen year on year (yoy), melemah dibandingkan inflasi di akhir tahun 2013 yang tercatat sebesar 7,02 persen (yoy). Angka inflasi Sulampua tersebut juga tetap dibawah inflasi nasional yang pada Maret 2014 tercatat sebesar 7,32 persen (yoy).

"Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh TPID se Sulampua yang berhasil mensinergikan antara aksi menekan inflasi dengan upaya peningkatan produksi sektor-sektor utama daerah, patut diapresiasi," ucapnya. Agus Setiawan

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024