Kupang (ANTARA Sulsel) - Pengamat politik dari Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Norbert Jegalus berpendapat, berdasarkan peta perolehan sementara suara Pemilu Legislatif 9 April 2014, tiga partai politik berpeluang memimpin koalisi.

"Dari peta perolehan suara sementara pemilu legislatif, maka jelas ada tiga parpol yang berpeluang memimpin koalisi dengan mengusung calon presiden, tetapi dengan catatan PDI Perjuangan berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nasdem," kata Norbert Jegalus yang juga Dekan FISIP Unwira itu, di Kupang, Rabu.

Dia mengemukakan pandangan itu, terkait berapa pasangan calon presiden yang bakal bertarung dan peluang partai politik yang akan memimpin koalisi untuk mengusung calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2014.

Artinya, yang sudah jelas mengusung calon presiden dan wakil presiden ada tiga partai politik yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yang akan mengusung calon Presiden Joko Widodo, Partai Golkar dengan capresnya Aburizal Bakrie dan Partai Gerindra dengan capresnya Prabowo Subianto.

Namun menurut dia, masih terbuka kemungkinan ada tambahan satu pasangan calon presiden dan wakil presiden yakni gabungan partai-partai politik Islam.

Mengenai peluang keterpilihan, dia mengatakan, mengingat antusias masyarakat sangat besar terhadap Jokowi, maka kemungkinan besar Jokowi yang akan terpilih menjadi Presiden RI pascakepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono-Budiono.

Apalagi, jika Gubernur DKI itu, disandingkan dengan figur yang berasal dari kalangan militer, kata Norbert Jegalus.

Secara terpisah, Pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Kupang Dr. Ahmad Atang, MSi berpendapat, dari hasil pengitungan suara sementara pemilu legislatif, hanya tiga pasangan calon yang berpeluang bertarung dalam pemilu presiden mendatang.

Menurut dia, dengan hasil pemilu legislatif sementara, memang peluang membangun koalisi bisa lebih dari tiga paket, namun faktor figur yang akan didorong jadi capres oleh parpol banyak yang tidak memiliki nilai jual.

Hal ini yang menyebabkan akan terjadi koalisi maksimal, dimana terjadi penumpukan parpol untuk mendukung figur tertentu.

Di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan calon presidennya Joko Widodo (Jokowi) akan terjadi "full coalition".

Kondisi ini terjadi karena partai politik lebih berorientasi politik kekuasaan, pragmatisme dan prestise politik jika capres yang didukung menang. I.K. Sutika

Pewarta : Bernadus Tokan
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024