Sulawesi Selatan (ANTARA) - Kementerian Sosial (Kemensos) membelikan satu unit rumah beton layak huni untuk janda tiga anak yang hidup memprihatinkan di tebing curam perbukitan Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini beserta rombongan memberikan secara langsung rumah bantuan tersebut kepada Marni (43) beserta tiga anaknya yang masih belia itu, Selasa.
"Rumah ini sudah bisa dihuni mereka hari ini juga," kata Mensos Risma.
Rumah beton dengan luas 6x10 meter tersebut dibeli Kemensos secara kontan senilai Rp130 juta, lengkap dengan jaringan listrik dan perabotan rumah tangga yang serba baru termasuk ayam ternak dan sejumlah alat pertanian.
Dalam kesempatan itu, Risma berterima kasih kepada pihak pemerintahan desa, warga desa, dan kalangan pegiat media sosial yang telah menginformasikan kehidupan keluarga Marni hingga sampai kepada Kemensos.
Menteri Sosial Tri Rismaharini mendaki tebing curam menuju gubuk bambu milik Marni (43) janda tiga anak yang hidup memprihatinkan di Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Selasa (2/7/2024) (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)
Marni bersama tiga anaknya terpaksa hidup terlantar berpindah-pindah dari rumah ke rumah sejak ditinggal pergi oleh suaminya tiga tahun lalu.
Hingga akhirnya bermukim menempati gubuk bambu dengan atap daun kelapa dan bertiang kayu palang berukuran tak lebih dari 2x2 meter di tepi tebing curam dengan kemiringan sekitar 50 derajat.
Gubuk tersebut dibangun secara swadaya oleh warga Desa Batetangnga yang telah ditempati keluarga itu tiga bulan terakhir.
"Tidak tahu apa yang akan terjadi karena kondisi rumah tempat tinggalnya sangat membahayakan untuk siapapun, apalagi untuk anak-anak," kata Risma.
Dia berharap bantuan tersebut bisa bermanfaat tak hanya bagi keluarga yang menerima bantuan tetapi juga para tetangganya.
Selain itu, Risma juga meminta secara khusus pemerintah daerah setempat agar segera mendata kemudian mendaftarkan Marni dan warga yang lain sebagai penerima manfaat sosial sehingga mendapatkan pendampingan demi kehidupan yang lebih layak.
Pasalnya, berdasarkan keterangan dari pemerintah desa ada sekitar 30 persen dari total 6.372 kepala keluarga di Desa Batetangnga yang masuk dalam kategori penerima manfaat, namun belum terdata.
Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini beserta rombongan memberikan secara langsung rumah bantuan tersebut kepada Marni (43) beserta tiga anaknya yang masih belia itu, Selasa.
"Rumah ini sudah bisa dihuni mereka hari ini juga," kata Mensos Risma.
Rumah beton dengan luas 6x10 meter tersebut dibeli Kemensos secara kontan senilai Rp130 juta, lengkap dengan jaringan listrik dan perabotan rumah tangga yang serba baru termasuk ayam ternak dan sejumlah alat pertanian.
Dalam kesempatan itu, Risma berterima kasih kepada pihak pemerintahan desa, warga desa, dan kalangan pegiat media sosial yang telah menginformasikan kehidupan keluarga Marni hingga sampai kepada Kemensos.
Marni bersama tiga anaknya terpaksa hidup terlantar berpindah-pindah dari rumah ke rumah sejak ditinggal pergi oleh suaminya tiga tahun lalu.
Hingga akhirnya bermukim menempati gubuk bambu dengan atap daun kelapa dan bertiang kayu palang berukuran tak lebih dari 2x2 meter di tepi tebing curam dengan kemiringan sekitar 50 derajat.
Gubuk tersebut dibangun secara swadaya oleh warga Desa Batetangnga yang telah ditempati keluarga itu tiga bulan terakhir.
"Tidak tahu apa yang akan terjadi karena kondisi rumah tempat tinggalnya sangat membahayakan untuk siapapun, apalagi untuk anak-anak," kata Risma.
Dia berharap bantuan tersebut bisa bermanfaat tak hanya bagi keluarga yang menerima bantuan tetapi juga para tetangganya.
Selain itu, Risma juga meminta secara khusus pemerintah daerah setempat agar segera mendata kemudian mendaftarkan Marni dan warga yang lain sebagai penerima manfaat sosial sehingga mendapatkan pendampingan demi kehidupan yang lebih layak.
Pasalnya, berdasarkan keterangan dari pemerintah desa ada sekitar 30 persen dari total 6.372 kepala keluarga di Desa Batetangnga yang masuk dalam kategori penerima manfaat, namun belum terdata.