Makassar (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menjajaki peluang tenaga kerja asal provinsi itu bekerja di Australia dan Amerika.
Pelaksana Harian (Plh) Sekdaprov Sulsel Andi Darmawan Bintang dalam keterangannya di Makassar, Rabu, berharap agar tenaga kerja tidak lagi bergantung pada daerah tradisional seperti Malaysia, Jepang, dan Arab Saudi, namun terbuka peluang kerja di negara lain seperti Amerika, Kanada, Australia, serta Eropa.
Selama ini, kata Darmawan Bintang, di Jepang memang sudah ada lembaga penempatan kerja. Namun itu lebih banyak berkaitan dengan magang.
Selain itu juga menindaklanjuti sister city antara Makassar dengan Gold Coast, di dalamnya ada perjanjian berkaitan dengan pengembangan penempatan tenaga kerja. “Nah ini menjadi peluang untuk mengirim tenaga kerja ke Australia,” ujarnya.
Untuk tenaga kerja yang ditempatkan di home care, kata dia, tidak menggunakan bahasa asing yang terlalu tinggi, terkecuali jika mereka ditempatkan di manufaktur, tentu mereka menggunakan bahasa asing yang cukup tinggi.
Plh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel Akhrianto menambahkan di Kanada dibutuhkan tenaga perawat dan yang lebih banyak adalah home care dan perawat lansia.
Khusus kerja sama dengan Australia, lanjut Akhrianto, telah ada MoU sister city antara Kota Makassar dengan Australia, dan meminta ketika ada penempatan kerja melibatkan BP2MI ini. Mengingat, penempatan kerja harus terdaftar di BP2TKI.
Sementara Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI Agustinus Gatot Hermawan mengatakan sebelum bertemu Sekprov Sulsel, ia bertemu dengan Konjen Australia yang saat ini berada di Kota Makassar.
Dalam pertemuan tersebut, kata dia, dilakukan penjajakan terkait peluang kerja yang ada di Australia.
“Sebelum itu kami juga telah melakukan sosialisasi penempatan dan perlindungan pekerja migran yang bisa dibawa ke kawasan Amerika dan Pasifik, yang diikuti oleh ratusan peserta dari tiga universitas yakni Unhas, Poltekkes, dan STIKES Amanah,” ujarnya.
Ia berharap Pemprov Sulsel dapat memberikan dukungan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BP2MI Sulsel maupun di kabupaten/kota.
Pelaksana Harian (Plh) Sekdaprov Sulsel Andi Darmawan Bintang dalam keterangannya di Makassar, Rabu, berharap agar tenaga kerja tidak lagi bergantung pada daerah tradisional seperti Malaysia, Jepang, dan Arab Saudi, namun terbuka peluang kerja di negara lain seperti Amerika, Kanada, Australia, serta Eropa.
Selama ini, kata Darmawan Bintang, di Jepang memang sudah ada lembaga penempatan kerja. Namun itu lebih banyak berkaitan dengan magang.
Selain itu juga menindaklanjuti sister city antara Makassar dengan Gold Coast, di dalamnya ada perjanjian berkaitan dengan pengembangan penempatan tenaga kerja. “Nah ini menjadi peluang untuk mengirim tenaga kerja ke Australia,” ujarnya.
Untuk tenaga kerja yang ditempatkan di home care, kata dia, tidak menggunakan bahasa asing yang terlalu tinggi, terkecuali jika mereka ditempatkan di manufaktur, tentu mereka menggunakan bahasa asing yang cukup tinggi.
Plh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel Akhrianto menambahkan di Kanada dibutuhkan tenaga perawat dan yang lebih banyak adalah home care dan perawat lansia.
Khusus kerja sama dengan Australia, lanjut Akhrianto, telah ada MoU sister city antara Kota Makassar dengan Australia, dan meminta ketika ada penempatan kerja melibatkan BP2MI ini. Mengingat, penempatan kerja harus terdaftar di BP2TKI.
Sementara Deputi Bidang Penempatan dan Perlindungan Kawasan Amerika dan Pasifik BP2MI Agustinus Gatot Hermawan mengatakan sebelum bertemu Sekprov Sulsel, ia bertemu dengan Konjen Australia yang saat ini berada di Kota Makassar.
Dalam pertemuan tersebut, kata dia, dilakukan penjajakan terkait peluang kerja yang ada di Australia.
“Sebelum itu kami juga telah melakukan sosialisasi penempatan dan perlindungan pekerja migran yang bisa dibawa ke kawasan Amerika dan Pasifik, yang diikuti oleh ratusan peserta dari tiga universitas yakni Unhas, Poltekkes, dan STIKES Amanah,” ujarnya.
Ia berharap Pemprov Sulsel dapat memberikan dukungan terkait kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh BP2MI Sulsel maupun di kabupaten/kota.