Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kota Makassar memberikan izin kepada ribuan pedagang Pasar Sentral untuk membangun sendiri lapak-lapak mereka yang telah terbakar pada Rabu, 7 Mei 2014.

"Mereka (pedagang) mendesak untuk membangun sendiri lapaknya sambil menunggu pembangunan yang dilakukan pengembang dalam menata ulang Pasar Sentral itu," ujar Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, desakan pedagang itu dianggapnya wajar karena ekonomi kerakyatan berpusat di Pasar Sentral, di mana ribuan pedagang menggantungkan mata pencaharian hanya pada perdagangan.

Pembangunan lapak oleh para pedagang itu juga bukanlah bentuk permanen, hanya bersifat sementara, karena bangunan induk sementara dikerjakan oleh pemerintah bersama dengan pihak pengembang PT MTIR.

"Kita ada kemufakatan dalam satu surat pernyataan bahwa seluruh pedagang kembali membangun lapaknya dengan cara teratur dan tertib, di mana lapak itu hanya bersifat sementara," katanya.

Kesepakatan yang dibangun antara Pemkot Makassar dan pedagang dituangkan dalam pernyataan tertulis bermaterai, disaksikan sebagian pedagang dan perwakilan pedagang.

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto memberikan tawaran kepada pedagang untuk berjualan di pasar yang nantinya akan ditata ulang, dengan menggunakan konsep pasar vertikal yang akan menguntungkan semua pihak.

"Saya sudah datang memantau di lokasi kebakaran itu dan melihat-lihat potensi Pasar Sentral. Sebelum saya menjabat atau tiga bulan lalu, saya sudah berkeliling di pasar Sentral dan mencoba menawarkan beberapa gagasan seperti pasar vertikal itu," ujarnya.

Ia mengatakan, konsep pasar vertikal yang akan dirancangnya itu akan meninggalkan kesan kumuh yang selama ini melekat pada pasar-pasar tradisional.

Dalam gagasan itu juga, dia sudah menyampaikannya kepada sejumlah pedagang dan memberikannya pengertian serta jaminan akan ramainya pengunjung pada semua tingkatan.

Pada perencanaannya itu, para pedagang yang banyak mengisi hamparan atau pedagang kaki lima (PKL) akan dinaikkan ke lantai lima dan dirinya menjamin jika para pengunjung akan tetap ramai.

Salah satu indikator ramainya pengunjung di lantai lima yakni dengan intervensi pemerintah dengan membuatkan aturan seperti penumpang angkutan umum akan berhenti pada terminal di lantai lima yang banyak ditempati oleh PKL.

"Kekhawatiran pedagang jika dipindahkan ke dalam atau ke lantai atas itu karena takut barangnya tidak laku, tidak ada pengunjung, tidak ada pembeli. Tapi kita akan pastikan itu tidak terjadi, dengan adanya intervensi, maka semua petepete (angkot) dan pengendara motor untuk menurunkan penumpang maupun parkir motor di lantai lima," katanya.

Dengan gagasan seperti itu, dirinya menjamin jika semua pengunjung dipastikan akan turun di lantai lima dan bagi sopir angkot yang tidak menurunkan penumpang di lantai lima akan mendapatkan sanksi.

Sementara untuk lantai dua, tiga dan empat akan dibuatkan aturan lainnya seperti mobil pribadi dan taksi akan terpusat di lantai-lantai khusus, di mana setiap lantai akan ada terminal yang telah disiapkan.

"Setiap lantai akan punya pembagian jualan seperti pasar basah, pakaian, umum maupun lainnya, sehingga pengunjung tidak perlu lagi naik turun lantai demi lantai mencari barang yang akan dibelinya," ucapnya. ***3*** Kaswir

(T.KR-MH/B/H-KWR/H-KWR) 14-05-2014 20:22:51

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024