Makassar (ANTARA) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan Rizki Ernadi Wimanda mengatakan, harga pasar global dan gejolak geopolitik yang semakin meningkat turut menghambat ekspor Sulsel untuk tumbuh lebih tinggi.

“Sulsel sebenarnya masih memiliki peluang untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor dalam mendorong perekonomian daerah,” kata Rizki di Makassar, Senin.

Dia menjelaskan, saat ini kinerja ekspor Sulsel masih relatif terbatas oleh karena pemulihan perekonomian global masih belum optimal, karena tingginya ketidakpastian dan dampak dari konflik geopolitik.

Kendati demikian, lanjut dia, pemberian insentif daerah berbasis ekspor dapat menjadi salah satu opsi solusi.

Menurut Rizki, Sulsel sebenarnya masih memiliki peluang untuk dapat meningkatkan kinerja ekspor dalam mendorong perekonomian daerah.

Dia menjelaskan, saat ini kinerja ekspor Sulsel masih relatif terbatas oleh karena pemulihan perekonomian global masih belum optimal.

Namun, pemberian insentif daerah berbasis ekspor dapat menjadi salah satu opsi solusi. Sejalan dengan hal tersebut, pemberian subsidi dan premi ekspor juga merupakan langkah yang dapat diambil untuk mendorong kinerja ekspor Sulsel ke depan.

Sementara itu akselerasi hilirisasi rumput laut juga dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah produk ekspor Sulsel. Rumput laut juga merupakan komodi ekspor unggulan daerah ini.

Namun, saat ini porsi rumput laut yang diekspor masih didominasi oleh raw materials (bukan produk hasil olahan).

Sementara itu, untuk komoditi ekspor non tambang, diakui hilirisasi dan pendalaman ekspor tersebut membutuhkan peningkatan kapasitas produksi rumput laut sebagai bahan baku.

Pemberian insentif bagi para pelaku usaha, termasuk distribusi bibit rumput laut yang berkualitas dan manajemen inventory dapat membantu meningkatkan produksi sekaligus menjaga fluktuasi harga rumput laut.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024