Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menegaskan organisasinya selalu setia memegang prinsip independensi, baik secara etis maupun organisatoris dalam pemilihan Presiden 2014.

Ketua Umum PB HMI Periode 2013-2015 M Arief Rosyid Hasan mengemukakan hal itu di Makassar, Kamis.

"Himpunan Mahasiswa Islam berkomitmen untuk selalu menjaga jarak yang sama dengan kekuatan politik mana pun, sembari tetap mengadakan koreksi kepada masing-masing pihak, bila dirasa perlu," kata alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin tersebut.

Dia mengatakan perjuangan politik HMI dijalankan melalui demokrasi yang dijalin dari nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan, sambil menghindari politik praktis, karena muara dari perjuangan nilai adalah penegakkan moral, sedang politik praktis adalah akumulasi kekuasaaan.

"Kita tentu bergembira melihat kenyataan bahwa demokrasi beserta segala kekurangsempurnaanya  telah diterima sebagai satu-satunya cara yang sah untuk memilih pemimpin dan mengganti pemerintahan di Indonesia," katanya.

Jika di masa lalu untuk mengubah jalannya pemerintahan, rakyat harus berjuang hingga berkorban nyawa, ujar dia, hari ini kita dapat menentukannya lima menit di bilik suara, demokrasi kita juga telah menyediakan kesempatan bagi rakyat untuk memilih presiden yang sesuai dengan nurani masing-masing.

"Kini kita telah mendapatkan dua pasangan calon, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Kalla, untuk kita pilih salah satu sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Keempat tokoh ini telah melalui seleksi di partai-partai politik yang tak lain adalah lembaga kaderisasi kepemimpinan nasional dan penyalur aspirasi rakyat yang sah," katanya.

Dia mengatakan yang dikembangkan adalah penguatan demokrasi sehingga lebih berkualitas yaitu dalam bentuk tegaknya kekuasaan yang berpihak pada nilai-nilai yang ideal.

"Hal ini harus menjadi komitmen bagi setiap pihak. Masing-masing pihak dalam pilpres ini hendaknya menawarkan tokoh yang diusung sambil memberi pendidikan demokrasi pada rakyat, yaitu dengan menawarkan gagasan yang relevan sambil menjauhi kampanye yang berisi kecurangan, fitnah dan caci-maki. Percayalah bahwa praktek-praktek yang demikian ini hanya akan merusak nilai-nilai berbangsa dan bernegara kita," katanya.

Dia mengatakan demokrasi tidak bisa sekedar menjadi cara, namun juga harus menjadi nilai sekaligus tujuan, demokrasi juga tak bisa berdiri sendiri, dia harus berbalut dengan nilai-nilai lain ketuhanan, kemanusiaan, kebangsaan dan keadilan, dalam satu ikat simpul yang seimbang.

"Karena itu kami menegaskan kembali prinsip ini sekaligus menyerukan kepada segenap keluarga besar HMI maupun alumni HMI untuk selalu berjuang di atas kebenaran, demi cita-cita kita bersama mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah swt," katanya.  AF Arnaz

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024