Mamuju (ANTARA Sulbar) - Forum Persaudaraan Pemuda Sulbar (FPPS) meminta masyarakat berhenti menerima politik uang pada setiap momentum politik termasuk pada Pemilihan Presiden (Pilpres) Juni mendatang.

"Jangan selalu menerima politik uang, lebih baik merumuskan program apa yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan kepada para calon pemimpin," kata Ketua Forum Persaudaraan Pemuda Sulbar (FPPS), Nirwansyah di Mamuju, Senin.

Dia mengatakan politik uang tidak mendidik bagi masa depan demokrasi dan untuk pembangunan yang lebih baik dibangsa ini sehingga diharapkan jangan terjadi di Pilpres maupun momentum politik di daerah seperti Pilkada.

"Kalau politik uang masih terjadi di daerah dan bangsa, maka nasib bangsa dan daerah ini tidak akan pernah baik, karena yang mau jadi pemimpin hanya mengandalkan uang tidak perduli dia layak atau tidak jadi pemimpin," katanya.

Menurut dia, pemimpin yang mengandalkan politik uang hanya akan mengejar kekuasaan untuk kepentingan pribadinya, bukan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

"Kalau menerima uang disetiap pemilihan, masyarakat membiarkan dirinya hidup miskin karena hanya mampu menerima uang di Pemilu sementara tidak akan diperhatikan lagi kesejahteraannya karena telah diberi uang disaat pemilihan," katanya.

Sehingga dia berharap masyarakat dapat menyadari hal itu, dan tidak lagi menempuh cara transaksaksional menentukan pilihannya di Pemilu.

Dia mengatakan, bangsa ini akan semakin terpuruk kalau tidak ada kesadaran masyarakat, sehingga masyarakat harus memulai demokrasi secara sehat.

Dia juga berharap agar kampanye hitam yang marak terjadi tidak dilakukan para kandidat di setiap Pemilu baik di Pilpres atau di Pilkada karena dapat memecah belah persatuan dan kesatuan yang telah tercipta dengan baik di bangsa ini.

"Gunakan politik santun jangan melakukan kampanye hitam, yang dapat memecah persaudaraan dibangsa ini," katanya.

Pemilu Presiden pada 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan Capres dan Cawapres yakni Jokowi - JK dan Prabowo - Hatta. Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024