Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) membangun rumah produksi tenun sutera tradisional di Desa Karama Kecamatan Tinambung Kebupaten Polewali Mandar (Polman) guna mengembangkan produk kerajinan itu.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Provinsi Sulbar, Andi Bau Akram Dai di Mamuju, Rabu mengatakan pembangunan rumah produksi tenun sutera tradisional itu berkat kerja sama Bank Indonesia Perwakilan Sulbar dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulbar.
Pembangunan rumah produksi tersebut merupakan kontribusi Pemprov Sulbar guna memberikan kontribusi terbaik untuk mengangkat ekonomi masyarakat lokal.
Selain itu, sebagai inovasi pemerintah dalam mengembangkan tenun tradisional, karena produksi tenun sutera akan semakin meningkat dengan adanya rumah produksi sentra tenun sutera mandar tersebut.
Menurut dia, sarung sutera tradisional yang dikenal dengan nama Saqbe Mandar merupakan pakaian kebesaran para petinggi kerajaan zaman dahulu di wilayah Sulbar.
"Tenun Saqbe Mandar merupakan salah satu ciri khas daerah Sulbar yang telah dikenal sejak zaman dahulu dan warisan budaya asli leluhur sehingga harus tetap harus di lestarikan dan juga dijaga dengan membuat kreatifitas dalam meningkatkan produksinya," katanya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Sulbar, Sofha Marwah Bahtiar,yang juga ketua tim PKK Provinsi Sulbar mengatakan rumah produksi tenun sutera mandar telah mendapatkan sambutan dan antusiasme masyarakat yang merasa terbantu dalam meningkatkan produksi produk kerajinan itu.
Ia berharap penenun sutera mandar dapat terus berinovasi dengan menghasilkan berbagai desain produk tenung sutera agar yang dapat laku keras di pasaran.
"Terima kasih kepada Deputi Bank Indonesia perwakilan sulbar dan juga Diskoperindag Sulbar atas kerjasamanya membangun rumah produksi ini, untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya asli daerah Sulbar," katanya.
Perwakilan Deputi Bank Indonesia perwakilan Sulbar, Achmad mengatakan rumah produksi tersebut untuk memberdayakan ekonomi masyarakat dari sisi industri tenun tradisional yang memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat.
Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Provinsi Sulbar, Andi Bau Akram Dai di Mamuju, Rabu mengatakan pembangunan rumah produksi tenun sutera tradisional itu berkat kerja sama Bank Indonesia Perwakilan Sulbar dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulbar.
Pembangunan rumah produksi tersebut merupakan kontribusi Pemprov Sulbar guna memberikan kontribusi terbaik untuk mengangkat ekonomi masyarakat lokal.
Selain itu, sebagai inovasi pemerintah dalam mengembangkan tenun tradisional, karena produksi tenun sutera akan semakin meningkat dengan adanya rumah produksi sentra tenun sutera mandar tersebut.
Menurut dia, sarung sutera tradisional yang dikenal dengan nama Saqbe Mandar merupakan pakaian kebesaran para petinggi kerajaan zaman dahulu di wilayah Sulbar.
"Tenun Saqbe Mandar merupakan salah satu ciri khas daerah Sulbar yang telah dikenal sejak zaman dahulu dan warisan budaya asli leluhur sehingga harus tetap harus di lestarikan dan juga dijaga dengan membuat kreatifitas dalam meningkatkan produksinya," katanya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Sulbar, Sofha Marwah Bahtiar,yang juga ketua tim PKK Provinsi Sulbar mengatakan rumah produksi tenun sutera mandar telah mendapatkan sambutan dan antusiasme masyarakat yang merasa terbantu dalam meningkatkan produksi produk kerajinan itu.
Ia berharap penenun sutera mandar dapat terus berinovasi dengan menghasilkan berbagai desain produk tenung sutera agar yang dapat laku keras di pasaran.
"Terima kasih kepada Deputi Bank Indonesia perwakilan sulbar dan juga Diskoperindag Sulbar atas kerjasamanya membangun rumah produksi ini, untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya asli daerah Sulbar," katanya.
Perwakilan Deputi Bank Indonesia perwakilan Sulbar, Achmad mengatakan rumah produksi tersebut untuk memberdayakan ekonomi masyarakat dari sisi industri tenun tradisional yang memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat.