Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar Dr Firdaus Muhammad menyatakan jika bulan suci Ramadhan merupakan momentum tepat dalam mengemas praktek politik uang dengan membingkainya dalam bentuk lain.

"Praktek politik uang sudah muncul. Karena ini Ramadhan, kita tak bisa bedakan antara sadaqah dan politik uang. Kegiatan-kegiatan keagamaan, olahraga juga dipolitisasi semua," jelasnya di Makassar, Kamis.

Ia mengatakan, kreatifnya para tim pemenangan ini yang kemudian menghidupkan banyak gagasan dalam mengemas praktek-praktek kampanye itu termasuk praktek politik uang.

Menurut dia, akhlak dalam dunia politik dan bisnis sudah sangat jarang dijumpai karena tidak semua orang yang masuk dalam sistem itu akan mampu berlaku jujur.

Bahkan dia mencontohkan, pihak yang paling muda diitervensi dengan politik uang adalah penyelenggara tingkat bawah seperti Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) dan Panitia Pemungutan Suara (PPS) tingkat desa.

Dia mengkhawatirkan para kepala desa (kades) melakukan intervensi terhadap KPPS dan PPS karena antara penyelenggara pemilu dan kades ini juga mempunyai catatan-catatan dalam perjalanan pemilu.

"Penyelenggara paling bawah ini sangat muda dimobilisasi oleh kades. Disisi lain, media massa juga tidak memberikan pencerahan politik kepada masyarakat dan cenderung memperhadap-hadapkan masalah," katanya.

Sementara itu Mappinawan yang juga mantan Ketua KPU Sulsel menyatakan tugas utama penyelenggara dan pemantau adalah menciptakan pilpres yang berintegritas. Kapabilitas capres dan cawapres terpilih baru akan dinililai setelah masa jabatannya berakhir.

"Posisi kita pada tegaknya demokrasi, bagaiman hukum menjadi adil, pemilu berintegitas hasil akhir terpilih pemimpin secara aman dan lancar. Kualitas kepemimpinan ditentukan diakhir bukan diawal," jelas pria yang berprofesi sebagai advokad itu.

Mappinawang menegaskan, prosedur itu harus dipastikan jalannya. Demikian juga dengan kampanye tidak boleh menjelek-jelekkan satu sama lain karena kedua pasangan merupakan putra terbaik bangsa.

Pada Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Radjasa (Prabowo-Hatta) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Agus Setiawan

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024