Makassar (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi (Sekprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) Jufri Rahman bersama istri ditahbiskan menjadi keluarga Kerajaan Kesultanan Maguindanao Filipina.
Jufri bersama istri Melani Simon mendapat penghargaan dari Kerajaan Kesultanan Maguindanao dengan pemasangan pin "The Royal Families of Maguindanao", sebagai simbol keluarga Kesultanan Maguindanao, Filipina, di Makassar.
"Saya dipasangkan pin sekaligus ditahbiskan sebagai The Royal Families of Maguindanao. Keluarga Kerajaan Maguindanao, sama seperti Raja Gowa. Jadi di Sulawesi Selatan itu ada dua (keluarga) yang diakui keluarga Kerajaan Maguindanao, saya dengan Raja Gowa, termasuk istri saya juga diakui," kata Jufri Rahman usai pertemuan dengan kesultanan pada Kamis (24/10) malam.
Rombongan Kerajaan Kesultanan Maguindanao, Minadanao, Filipina, ini dipimpin Sultan Abdullaaziz Zulkarnain Mastura Kudarat VI, bersama saudaranya Ratu Rumah Kerajaan Luzon Tagalog, Kesultanan Maguindanao, Mahaputri Ratu Mariam Leonor Torres Mastura.
Kedatangan keluarga Kesultanan Maguindanao Filipina tersebut didampingi Raja Gowa ke-38 Sombayya Ri Gowa Andi Kumala Idjo Dg Sila Karaeng Lembang Parang Sultan Malikussaid II, Batara Gowa III, dan Permaisuri Andi Hikmawati Kumala Idjo Patta Umba Karaeng Bainea.
Jufri Rahman mengatakan kedatangan Sultan Maguindanao untuk bersilaturahmi. Kesultanan tersebut berdiri tahun 1619, usianya hampir bersamaan Kerajaan Gowa.
Ada perjanjian kedua kerajaan yaitu Perjanjian Bongaya Bongaaisch Contract yang diteken tahun 1669, sehingga keduanya mempunyai hubungan emosional yang sangat kuat.
"Dia datang kunjungan ke Sulsel, Raja Gowa kasih informasi kepada Sultan Maguindanao jika punya kemenakan. Kita ke rumahnya, sekarang Sekda Provinsi, dia datang membuktikan," kata Rahman menceritakan awal mula hingga terjadi pertemuan dan penasbihan sebagai keluarga kerajaan.
Sementara itu mewakili Kesultanan Maguindanao, Raja Gowa ke 38, Sombayya Ri Gowa Andi Kumala Idjo menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan Sultan Abdullaaziz Zulkarnain Mastura Kudarat VI dan Mahaputri Ratu Mariam Leonor Torres Mastura ke Rumah Jabatan Sekda Sulsel.
"Jadi kedatangan rombongan ini khususnya di Gowa menemui kami suatu hal yang luar biasa bagi kami, dan merupakan silaturahmi antar negara," ujarnya.
Sultan Maguindanao ini merupakan sultan terakhir yang sangat konsen terhadap kerja sama di bidang berbagai hal, salah satunya kebudayaan. "Nantinya kami juga akan diundang ke Filipina dalam rangka sebuah perhelatan silaturahim antar-bangsa sehingga merupakan momen besar," lanjut Andi Idjo.
Adapun silaturahmi ke Sekda Sulawesi Selatan, kata Andi Kumala Idjo, suatu kegembiraan dan kebahagiaan bagi Kesultanan Maguindanao karena dijamu secara kekeluargaan yang memberi kesan yang cukup berarti.
Dengan pertemuan tersebut Andi Kumala Idjo berharap ke depan hubungan Sulsel dengan Filipina, khususnya Mindanao, bisa semakin ditingkatkan dalam berbagai hal.
"Kemungkinan besar bisa bekerja sama Pemprov Sulsel dengan Provinsi Mindanao. Itu saling kerja sama dalam berbagai bidang khususnya dalam hubungan bilateral antara kedua provinsi," ujarnya.
Jufri bersama istri Melani Simon mendapat penghargaan dari Kerajaan Kesultanan Maguindanao dengan pemasangan pin "The Royal Families of Maguindanao", sebagai simbol keluarga Kesultanan Maguindanao, Filipina, di Makassar.
"Saya dipasangkan pin sekaligus ditahbiskan sebagai The Royal Families of Maguindanao. Keluarga Kerajaan Maguindanao, sama seperti Raja Gowa. Jadi di Sulawesi Selatan itu ada dua (keluarga) yang diakui keluarga Kerajaan Maguindanao, saya dengan Raja Gowa, termasuk istri saya juga diakui," kata Jufri Rahman usai pertemuan dengan kesultanan pada Kamis (24/10) malam.
Rombongan Kerajaan Kesultanan Maguindanao, Minadanao, Filipina, ini dipimpin Sultan Abdullaaziz Zulkarnain Mastura Kudarat VI, bersama saudaranya Ratu Rumah Kerajaan Luzon Tagalog, Kesultanan Maguindanao, Mahaputri Ratu Mariam Leonor Torres Mastura.
Kedatangan keluarga Kesultanan Maguindanao Filipina tersebut didampingi Raja Gowa ke-38 Sombayya Ri Gowa Andi Kumala Idjo Dg Sila Karaeng Lembang Parang Sultan Malikussaid II, Batara Gowa III, dan Permaisuri Andi Hikmawati Kumala Idjo Patta Umba Karaeng Bainea.
Jufri Rahman mengatakan kedatangan Sultan Maguindanao untuk bersilaturahmi. Kesultanan tersebut berdiri tahun 1619, usianya hampir bersamaan Kerajaan Gowa.
Ada perjanjian kedua kerajaan yaitu Perjanjian Bongaya Bongaaisch Contract yang diteken tahun 1669, sehingga keduanya mempunyai hubungan emosional yang sangat kuat.
"Dia datang kunjungan ke Sulsel, Raja Gowa kasih informasi kepada Sultan Maguindanao jika punya kemenakan. Kita ke rumahnya, sekarang Sekda Provinsi, dia datang membuktikan," kata Rahman menceritakan awal mula hingga terjadi pertemuan dan penasbihan sebagai keluarga kerajaan.
Sementara itu mewakili Kesultanan Maguindanao, Raja Gowa ke 38, Sombayya Ri Gowa Andi Kumala Idjo menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan Sultan Abdullaaziz Zulkarnain Mastura Kudarat VI dan Mahaputri Ratu Mariam Leonor Torres Mastura ke Rumah Jabatan Sekda Sulsel.
"Jadi kedatangan rombongan ini khususnya di Gowa menemui kami suatu hal yang luar biasa bagi kami, dan merupakan silaturahmi antar negara," ujarnya.
Sultan Maguindanao ini merupakan sultan terakhir yang sangat konsen terhadap kerja sama di bidang berbagai hal, salah satunya kebudayaan. "Nantinya kami juga akan diundang ke Filipina dalam rangka sebuah perhelatan silaturahim antar-bangsa sehingga merupakan momen besar," lanjut Andi Idjo.
Adapun silaturahmi ke Sekda Sulawesi Selatan, kata Andi Kumala Idjo, suatu kegembiraan dan kebahagiaan bagi Kesultanan Maguindanao karena dijamu secara kekeluargaan yang memberi kesan yang cukup berarti.
Dengan pertemuan tersebut Andi Kumala Idjo berharap ke depan hubungan Sulsel dengan Filipina, khususnya Mindanao, bisa semakin ditingkatkan dalam berbagai hal.
"Kemungkinan besar bisa bekerja sama Pemprov Sulsel dengan Provinsi Mindanao. Itu saling kerja sama dalam berbagai bidang khususnya dalam hubungan bilateral antara kedua provinsi," ujarnya.