Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut dan berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang di Jawa Timur meluncurkan awan panas yang disertai getaran banjir pada Minggu sore.
"Telah terjadi awan panas Gunung Semeru pada pukul 14.40 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 478 detik yang diikuti getaran banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudi Cahyono saat dikonfirmasi per telepon di kabupaten setempat.
Menurut dia jarak luncuran awan panas tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut, namun sejauh ini awan panas tersebut tidak berdampak terhadap pemukiman warga di lereng gunung.
"Alhamdulillah sejauh ini awan panas dan getaran banjir masih aman dan terkendali untuk aktivitas Gunung Semeru," tuturnya.
Berdasarkan data petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang tercatat gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami sebanyak 10 kali erupsi dengan letusan setinggi hingga 700 meter di atas puncak pada Minggu sejak pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
"Telah terjadi awan panas Gunung Semeru pada pukul 14.40 WIB dengan amplitudo maksimum 22 mm selama 478 detik yang diikuti getaran banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudi Cahyono saat dikonfirmasi per telepon di kabupaten setempat.
Menurut dia jarak luncuran awan panas tidak diketahui dikarenakan visual Gunung Semeru tertutup kabut, namun sejauh ini awan panas tersebut tidak berdampak terhadap pemukiman warga di lereng gunung.
"Alhamdulillah sejauh ini awan panas dan getaran banjir masih aman dan terkendali untuk aktivitas Gunung Semeru," tuturnya.
Berdasarkan data petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Lumajang tercatat gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami sebanyak 10 kali erupsi dengan letusan setinggi hingga 700 meter di atas puncak pada Minggu sejak pukul 00.00 WIB hingga 18.00 WIB.
Gunung Semeru masih berstatus waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
"Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar)," katanya.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.