Makassar (ANTARA Sulsel) - Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal MI melakukan peninjauan langsung ke Terminal Regional Daya (TRD) Makassar terkait maraknya terminal bayangan yang banyak dikeluhkan para sopir angkutan.

"Terminal bayangan selalu menjadi masalah sejak lama dan ini bukan hanya permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah kota tetapi banyak pihak yang terlibat didalamnya," kata Wakil Wali Kota Makassar Syamsu Rizal di Makassar, Minggu.

Saat peninjauannya itu, Syamsu Rizal didampingi Camat Biringkanaya Syahrum Makkuradde serta pejabat Dinas Perhubungan masih mendapati banyaknya kendaraan umum yang terparkir di sepanjang jalan atau di luar dari terminal.

Banyaknya mobil umum yang berplat hitam menunggu penumpang di depan terminal itu yang menjadi permasalahan bagi para supir angkutan yang banyak mangkal dalam terminal.

"Segera kita akan bahas ini dan bagaimana langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mengatasi masalah ini karena solusi harus diambil," kata Deng Ical, sapaan akrabnya.

Hingga saat ini Pemerintah Kota Makassar terus melakukan upaya dalam pembenahan Terminal Regional Daya Makassar termasuk upaya untuk menertibkan mobil daerah agar menaikkan dan menurunkan penumpang di dalam terminal.

Sementara itu, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulsel, Lambang Basri mengatakan, terminal bayangan adalah masalah klasik yang tidak kunjung mampu diatasi pemerintah.

Alasannya, praktik ilegal tersebut sudah lama terjadi dan terkesan diabaikan pemerintah dalam hal ini Dinas Perhubungan (Dishub) dan aparat kepolisian.

"Waktu normal saja tidak bisa ditertibkan, apalagi menjelang arus mudik Lebaran," katanya.

Menurut dia, terminal bayangan yang dijumpai di sekitar Terminal Regional Daya dan Terminal Mallengkeri mengindikasikan jika pemerintah tidak berdaya menghadapi angkutan ilegal tersebut.

Bukan cuma itu, pemerintah juga belum mampu mengatasi praktik terminal di sejumlah poll Perusahaan Otobus (PO) yang beroperasi di dalam kota.

"Terminal bayangan ini tidak hanya merugikan pemerintah namun juga penumpang karena disitu praktik percaloan sangat marak. Akibatnya, penumpang juga kerap dikenakan tarif di atas harga normal," ujarnya. FC Kuen

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024