Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Prabowo Subianto dengan Perdana Menteri (PM) Inggris Keir Starmer telah menyetujui terbentuknya peningkatan kerja sama dalam bidang pertahanan antara Indonesia dan Inggris dalam pertemuan bilateral salah satunya terkait dengan peningkatan keamanan siber.
"Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan, termasuk melalui dialog Pertahanan-Luar Negeri 2+2 yang baru, kemitraan yang lebih erat di bidang keamanan siber, dan melanjutkan kerja sama kami di bidang penanggulangan terorisme, dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait," demikian bunyi pernyataan bersama Indonesia-Inggris dalam situs website gov.uk, Kamis.
Kemitraan untuk peningkatan keamanan siber tersebut sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam memimpin Indonesia.
Dalam Astacita, poin terkait dengan keamanan didapati pada poin kedua yang mengandung pesan memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada, pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Secara khusus untuk keamanan siber, saat ini Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi badan yang diberi tanggung jawab oleh Presiden untuk mengawalnya.
Terbaru BSSN mengajukan agar RUU (Rancangan Undang-Undang) Keamanan dan Ketahanan Siber dapat dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Usulan itu tampaknya diterima baik dan DPR pada hari Selasa (19/11) menetapkan bahwa RUU tersebut masuk dalam RUU prioritas yang harus dibahas pada tahun 2025.
Membahas kembali kesepakatan bilateral Indonesia dan Inggris dalam bidang pertahanan, selain kemitraan untuk keamanan. Presiden Prabowo dan PM Inggris Keir Starmer juga menyepakati adanya peningkatan dukungan untuk industri pertahanan.
Selain itu, ada juga beberapa poin mengenai kebijakan luar negeri yang disepakati bersama menanggapi kondisi geopolitik global yang saat ini sedang terjadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia dan Inggris setujui peningkatan kemitraan keamanan siber
"Kami sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang pertahanan dan keamanan, termasuk melalui dialog Pertahanan-Luar Negeri 2+2 yang baru, kemitraan yang lebih erat di bidang keamanan siber, dan melanjutkan kerja sama kami di bidang penanggulangan terorisme, dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait," demikian bunyi pernyataan bersama Indonesia-Inggris dalam situs website gov.uk, Kamis.
Kemitraan untuk peningkatan keamanan siber tersebut sejalan dengan Astacita Presiden Prabowo Subianto dalam memimpin Indonesia.
Dalam Astacita, poin terkait dengan keamanan didapati pada poin kedua yang mengandung pesan memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada, pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
Secara khusus untuk keamanan siber, saat ini Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi badan yang diberi tanggung jawab oleh Presiden untuk mengawalnya.
Terbaru BSSN mengajukan agar RUU (Rancangan Undang-Undang) Keamanan dan Ketahanan Siber dapat dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Usulan itu tampaknya diterima baik dan DPR pada hari Selasa (19/11) menetapkan bahwa RUU tersebut masuk dalam RUU prioritas yang harus dibahas pada tahun 2025.
Membahas kembali kesepakatan bilateral Indonesia dan Inggris dalam bidang pertahanan, selain kemitraan untuk keamanan. Presiden Prabowo dan PM Inggris Keir Starmer juga menyepakati adanya peningkatan dukungan untuk industri pertahanan.
Selain itu, ada juga beberapa poin mengenai kebijakan luar negeri yang disepakati bersama menanggapi kondisi geopolitik global yang saat ini sedang terjadi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Indonesia dan Inggris setujui peningkatan kemitraan keamanan siber