Palu (ANTARA Sulsel) - Seorang pelukis Kota Palu, Sulawesi Tengah, Endeng Mursalim memamerkan sekitar 50 karyanya yang bernada protes terhadap sejumlah kebijakan pemerintah kota setempat.

Pameran tunggal yang berlangsung hingga Minggu sore di Hotel Palu Golden itu mengusung tema Tradisi Hitam Putih.

"Tradisi hitam itu sekarang dibawa ke mana-mana. Sedangkan tradisi putih ditinggalkan. Kebudayaan dijadikan konsumsi politik, misalnya, itu sudah menjadi tradisi hitam yang dialami bangsa kita," kata Endeng di Palu, Minggu sore.

Sejumlah lukisan yang dipamerkan sebagian besar dikerjakan di arena pameran dengan ciri dan karakternya yang khas bernada protes sosial.

Puluhan lukisan di atas karton putih menggunakan cat hitam mengusung beberapa topik yang sedang hangat diperbincangkan masyarakat Kota Palu maupun masyarakat global seperti isu lingkungan, kemiskinan dan kebudayaan.

Salah satu pembeda dari sekian banyak karya Endeng Mursalim kali ini adalah bingkai foto 20 x 10 centimeter. Di setiap topik terdapat satu bingkai foto yang mengambil sebagian ruang lukisan itu.

"Objek dalam bingkai itu adalah watak asli dari masyarakat kita. Sementara di luar itu gambaran dari pengaruh luar yang ikut merusak keaslian watak yang sesungguhnya," katanya.

Isu lingkungan misalnya, digambarkan Endeng dengan penebangan pohon penghijauan dalam kota untuk kepentingan jasa papan reklame yang notabene hanya untuk kepentingan komersial pemilik modal semata.

"Pemerintah kendati mengorbankan pohon lalu diganti dengan papan reklame. Sementara masyarakat kota sangat butuh penghijauan," katanya.

Endeng juga melukis tentang program pemerintah padat karya yang mempekerjakan warga miskin membersihkan lingkungan.

Dia mengatakan program ini tidak mendidik bahkan cenderung meremehkan masyarakat karena mereka harus bekerja di depan rumah orang-orang kaya.

"Ini model perbudakan gaya baru. Padahal masyarakat kita butuh solusi untuk jangka panjang bukan dipekerjakan seperti itu," katanya.

Pemeran lukisan yang dilakukan Endeng kata dia merupakan bentuk protes terhadap pemeritah Kota Palu atas beberapa kebijakan yang dinilainya tidak tepat bahkan cenderung merugikan masyarakat dan lingkungan.

"Ini saya lakukan karena banyak yang diam. Siapa lagi yang kita harapkan memprotes pemerintah jika semua orang sudah diam atas berbagai masalah," katanya.

Endeng mengatakan akan terus melakukan protes melalui kekuatan lukisannya. A.J.S. Bie



Pewarta : Adha Nadjemuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024