Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kota Makassar berusaha menggenjot kebutuhan pangan di kota ini untuk memenuhi ketersediaan pangan karena semakin kurangnya lahan pertanian dan meningkatnya jumlah penduduk.

"Kita akan mencoba memaksimalkan semua potensi-potensi di Makassar untuk meningkatkan ketahanan pangan kita karena semakin pesatnya jumlah penduduk dan berkurangnya lahan pertanian itu," ujar Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Peternakan dan Pertanian (DKP3) Kota Makassar, Rahman Bando di Makassar, Kamis.

Ia menyebutkan, kebutuhan pangan Kota Makassar per tahun mencapai 163.200 ton, sementara produksi beras di Makassar hanya mampu memenuhi kebutuhan penduduk sekitar 7,74 persen dari jumlah total penduduk.

Dia mengatakan, kekurangan pangan itu juga dapat diantisipasi dengan mendatangkan produk pangan dari daerah penghasil beras di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan yang dimana setiap tahunnya provinsi selalu surplus beras dan telah memasok untuk antarpulau.

"Makassar sebagai kota metropolitan tentunya memiliki keterbatasan lahan pertanian, maka untuk antisipasi kebutuhan pangan kita mendatangkan dari kabupaten lain di Sulsel," katanya.

Saat ini Kota Makassar, memiliki potensi lahan sawah seluas 2.636 hektare (Ha), tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Manggala, Biringkanayya, Tamalanrea, Tamalate, Panakukkang, Rappocini dan Tallo.

Dengan luas sawah pertanian tersebut, masih jauh sangat minim jika harus dibandingkan dengan luas kota Makassar yang mencapai 175 kilometer persegi.

Menurut Rahman, keterbatas lahan bukan menjadi masalah dalam meningkatkan produksi pangan. Melalui musyawarah tani abbulo sibatang, para petani akan diberikan pembinaan dalam penggunaan teknologi dan cara memprediksi situasi dan kondisi cuaca ekstrim yang mungkin dihadapi pada periode pertanaman yang akan datang.

"Musyawarah ini membahas tentang pemamfaatan sarana irigasi, ketersediaan benih maupun pupuk, agroteknologi pada pertanaman padi, cara mengendalikan organisme pengganggu tanaman, sehingga para petani bisa lebih produktif dalam bertanam dan menghasilkan mutu pertanian yang berkualitas" jelas Rahman.

Musyawarah tersebut diikuti oleh 200 orang yang terdiri dari Petani yang merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan, penyuluh pertanian, ahli benih dan proteksi tanaman, ahli klimatologi, ahli budidaya organik, lurah dan camat.

Sementara itu Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan, perhatian terhadap sektor pertanian merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Petani merupakan bagian dari penduduk Kota Makassar, yang memiliki fungsi sebagai penyedia pangan.

Sektor Pertanian memiliki peran strategis dalam konservasi ekologi dan menjaga keseimbangan ekosistem. Musim kemarau, berdampak pada kekurangan air, sebagai akibat dari volume daerah resapan yang mengecil yang tidak diimbangi oleh penyediaan ruang terbuka hijau.

"Sektor Pertanian merupakan solusi minimnya wilayah resapan air, sehingga luas lahan sawah membutuhkan perhatian Pemerintah" ungkap Danny, sapaan akrabnya.

Wali kota juga mengimbau agar masyarakat dan Dinas yang bertanggung jawab dalam bidang pertanian, agar lahan pertanian yang sudah ada dapat dicegah alih fungsi lahannya. Hal tersebut merujuk pada undang-undang no 41 tahun 2009, tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

"Saya harap petani, tidak tergiur menjual sawahnya untuk dialih fungsikan karena lahan pertanian bisa menjaga sistem ekologi dalam sebuah kota," kata Danny.

Dalam kesempatan tersebut, Kementrian Pertanian RI, menyerahkan 12 unit Hand Tracktor, 16 unit pompa air, 29 unit Hand Prayer, dua unit Pemotong rumput dan dua unit perontok gabah, kepada Pemkot Makassar, untuk diserahkan kepada kelompok tani di Kota Makassar.  FC Kuen

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024