Jakarta (ANTARA) - Bentang Alam Seko Rongkong, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, diharapkan dapat menjadi rumah bagi satwa-satwa liar setelah ditetapkan sebagai Kawasan Bernilai Ekosistem Penting (KBEP) melalui Surat Keputusan Gubernur Nomor 1160/X/2024 yang terbit pada 1 Oktober 2024.

Dalam forum diskusi yang diselenggarakan pada Rabu, Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, Jusman, menyatakan berdasarkan hasil kajian inventarisasi dan verifikasi yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2020, sebagian besar area hutan di Luwu Utara memiliki nilai keanekaragaman hayati tinggi.

"Hutan di luar kawasan konservasi juga menjadi habitat bagi lebih banyak flora dan fauna yang dilindungi serta penting secara ekologis sehingga memerlukan perhatian lebih. Contohnya, hutan di Kecamatan Rongkong dan Seko yang masih menjadi rumah bagi berbagai jenis satwa liar," ujar Jusman dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta.

KBEP Seko Rongkong membentang dengan luas 74.811,98 hektar, yang meliputi 12 desa di Kecamatan Seko dan Rongkong.

Jusman menjelaskan, keberadaan spesies penting seperti anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) di kedua wilayah tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dengan pelaksanaan pemantauan berkelanjutan untuk mengurangi ancaman terhadap spesies itu maupun satwa lainnya.

Penetapan tersebut juga didukung oleh kajian Nilai Konservasi Tinggi (NKT) yang dilakukan secara kolaboratif antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sulawesi Selatan, Universitas Hasanuddin, Universitas Andi Djemma, dan perwakilan masyarakat sipil serta Fauna & Flora yang dilakukan sepanjang tahun 2022-2023.

Hasilnya, kawasan Pegunungan Quarles di Seko Rongkong memenuhi syarat akan nilai biologis, ekologis, termasuk jasa ekosistem, sosial dan budaya yang penting di tingkat lokal, regional, dan atau global.

"Berdasarkan data dan informasi yang terkumpul, pelestarian ekosistem hutan pegunungan di area pengusulan KBEP tentunya menjadi keinginan bersama seluruh pihak yang terkait untuk mewujudkan dan mempertahankan nilai-nilai penting tersebut," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan Andi Hasbi.

Sementara itu, Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani menyatakan bahwa inisiasi yang dilakukan oleh semua pihak dalam mendukung dan melestarikan alam yang ada di Luwu Utara membuatnya merasa bersyukur sekaligus bangga.

"Oleh karena itu, saya menyambut baik kegiatan yang dilakukan oleh rekan-rekan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama dengan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara dan pihak-pihak yang ikut mendukung forum ini," ujar Indah.

Menurutnya, kegiatan tersebut menandai kuatnya komitmen bersama antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya untuk memastikan pengelolaan kawasan yang inklusif dan berkelanjutan.

"Pertemuan dan diskusi hari ini diharapkan menjadi ajang tersosialisasikannya KBEP bagi konservasi keanekaragaman hayati bentang alam Seko Rongkong dan tindak lanjut rencana aksi forum kelola melalui pembahasan yang partisipatif," tuturnya.

Indah juga mengemukakan, melalui pendekatan multipihak, diharapkan kawasan Seko Rongkong tidak hanya terjaga kelestariannya, tetapi juga menjadi contoh pengelolaan lanskap yang mampu mengintegrasikan kepentingan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan bagi generasi mendatang.908461

"Mari kita gunakan kesempatan ini untuk berbagi ide, saling menginspirasi, dan berkomitmen pada solusi yang dapat ditindaklanjuti, karena bersama-sama, kita memiliki kekuatan untuk menjembatani kondisi lokal dan global sehingga menciptakan warisan ketahanan bagi generasi mendatang," ucapnya.

 

 

 


 

Pewarta : Lintang Budiyanti Prameswari
Editor : Redaktur Makassar
Copyright © ANTARA 2024