Makassar (ANTARA Sulsel) - Tingkat inflasi Sulawesi Selatan pada Juli 2014 tercatat 4,25 persen (yoy) atau masih lebih rendah dibandingkan nasional yang mencapai 4,53 persen (yoy).

"Inflasi Sulsel pada Juli 2014 pada kisaran 1,17 persen (mtm), lebih rendah dari historisnya pada saat Ramadhan tiga tahun terakhir," kata Kepala Bank Indonesia Makassar Suhaedi di Makassar, Jumat.

Menurut dia, rendahnya inflasi itu menunjukkan bahwa inflasi di daerah ini dapat dikendalikan akibat dukungan keseimbangan antara pasokan dan permintaan, disertai koordinasi yang optimal Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dan TPID Kab/Kota.

Sementara mengenai Perekonomian Sulsel pada triwulan III 2014, lanjut Suhaedi, diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,1% - 8,1% (yoy) dan 2014 hingga 7,0% - 8,0% (yoy).

Indikator itu dapat dilihat dari sumber pertumbuhan sisi permintaan, yakni permintaan domestik (konsumsi dan investasi) yang tetap kuat, sementara kegiatan ekspor tertekan pelemahan permintaan luar negeri.

Sedang sumber pertumbuhan dari sisi penawaran, hampir semua sektor naik, karena faktor musiman dan permintaan domestik.

"Peningkatan terutama di sektor PHR dan Industri. Sedang sektor pertanian melambat, karena curah hujan lebih rendah, dan keterbatasan produksi perkebunan," ujarnya.

Khusus mengenai inflasi triwulan III 2014 dan 2014, diakui berpotensi kembali ke rentang target 4,5 persen plus minus 1 persen. Tekanan inflasi yang relatif mereda itu berasal dari komponen "volatile food dan administered price".

Sementara inflasi inti cenderung tetap stabil, karena peningkatan permintaan konsumen, direspons dengan ketersediaan barang. Agus Setiawan

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024