Pasangkayu, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Bupati Mamuju Utara (Matra), Sulawesi Barat, Ir H Agus Ambo Djiwa, MP didampingi Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan sidak ke SPBU Pasangkayu seiring adanya dugaan penjualan BBM bersubsidi kepada perusahaan yang ada di daerah.
"Sidak ini kami lakukan untuk melihat langsung kondisi di SPBU Pasangkayu. Apalagi, akhir-akhir ini ada laporan yang kami terima adanya penjualan BBM bersubsidi kepada perusahaan," kata Bupati Matra, Agus Ambo Djiwa di Pasangkayu, Rabu.
Menurut dia, maraknya pembelian BBM bersubsidi dalam jumlah besar pada malam hari yang menggunakan mobil dengan memuat jerigen tidak diperkenankan.
Apalagi saat ini kondisi sulit akibat kurangnya pasokan BBM bersubsidi yang mengakibatkan sejumlah kendaran mengantri di SPBU.
"Kami melakukan kordinasi kepada kepolisian dan instansi terkait agar melakukan kontrol, agar tidak disalahgunakan dengan oknum yang tidak bertanggung jawab agar BBM bersubsidi bisa terkontrol dan tidak merugikan Negara," katanya.
Sementara Rahman petugas SPBU mengatakan, ia melayani pembelian BBM mengunakan jerigen sesuai dengan rekomendasi dari dinas terkait.
"Kami melakukan pengisian malam hari karena kalau siang kendaraan banyak yang antri," ungkapnya.
Sebelumnya, Jhoni yang juga warga setempat menuturkan lemahnya pengawasan dari dinas ESDM dan pihak kepolisian sehingga terjadi penjualan ribuan liter BBM bersubsidi ke pengepul.
Anehnya, disaat pasokan BBM bersubsidi pada SPBU kosong namun penjual pengecer dadakan BBM menjamur dengan harga yang relatif mahal senilai Rp8.000 per liternya. Adi Lazuardi
"Sidak ini kami lakukan untuk melihat langsung kondisi di SPBU Pasangkayu. Apalagi, akhir-akhir ini ada laporan yang kami terima adanya penjualan BBM bersubsidi kepada perusahaan," kata Bupati Matra, Agus Ambo Djiwa di Pasangkayu, Rabu.
Menurut dia, maraknya pembelian BBM bersubsidi dalam jumlah besar pada malam hari yang menggunakan mobil dengan memuat jerigen tidak diperkenankan.
Apalagi saat ini kondisi sulit akibat kurangnya pasokan BBM bersubsidi yang mengakibatkan sejumlah kendaran mengantri di SPBU.
"Kami melakukan kordinasi kepada kepolisian dan instansi terkait agar melakukan kontrol, agar tidak disalahgunakan dengan oknum yang tidak bertanggung jawab agar BBM bersubsidi bisa terkontrol dan tidak merugikan Negara," katanya.
Sementara Rahman petugas SPBU mengatakan, ia melayani pembelian BBM mengunakan jerigen sesuai dengan rekomendasi dari dinas terkait.
"Kami melakukan pengisian malam hari karena kalau siang kendaraan banyak yang antri," ungkapnya.
Sebelumnya, Jhoni yang juga warga setempat menuturkan lemahnya pengawasan dari dinas ESDM dan pihak kepolisian sehingga terjadi penjualan ribuan liter BBM bersubsidi ke pengepul.
Anehnya, disaat pasokan BBM bersubsidi pada SPBU kosong namun penjual pengecer dadakan BBM menjamur dengan harga yang relatif mahal senilai Rp8.000 per liternya. Adi Lazuardi