Makassar (ANTARA Sulsel) - Pebalap nasional Subhan Aksa sukses menempati posisi enam pada seri pembuka kejuaraan dunia FIA 2014 World Rally Championship (WRC) di Coffs Harbour, Australia, Jumat.

"Hasil sementara ini cukup puas, sesuai target. Paling tidak ya lebih bagus dari tahun 2013," kata Subhan Aksa, pereli asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu dalam rilisnya yang diterima Antara di Makassar, Jumat.

Pada enam special stage (SS) awal yang berlangsung di lintasan gravel, Subhan konsisten menjaga irama kecepatannya dan finish 3 kali di posisi ke-6 dan tiga kali posisi 7 dari 14 pereli yang turun dengan mobil spesifikasi WRC2.

Pria yang akrab disapa Ubang itu tak sepenuhnya bertahan tapi juga tak menyerang. Hasilnya, Ia lolos hingga garis finis tanpa kerusakan mobil seperti dikhawatirkan sejak awal. Peristiwa tahun lalu masih menghantui tim Bosowa Rally Indonesia karena harus keluar gelanggang di hari pertama akibat kerusakan mobil.

Selain strategi itu, Ia mengaku masih merasa kurang nyaman dengan setingan mobil pada SS awal. Karena itu Ubang minta sejumlah perubahan penting begitu ada kesempatan masuk service park. "Rutenya tricky banget. Kita buat berbagai perubahan setingan, terutama kaki-kaki mobil," jelasnya.

Dua SS terakhir pada sesi Jumat adalah super special stage (SSS) yang berlangsung di tengah kota dan memang di-setting sebagai hiburan buat penonton dan disiarkan langsung televisi. Jarak tempuh kedua SSS ini masing-masing hanya 1,56 km. Tapi, tingkat kesulitannya tinggi karena desain trek dikreasi agar peserta bisa tampil atraktif.

Lintasannya, lanjut dia, pun campuran gravel dan aspal kasar sehingga munculkan kesulitan dalam pemilihan ban dan suspensi. Apalagi, beberapa bagian masih digenangi air hujan sehingga sensasinya lebih terasa buat penonton. Hasilnya, Ubang kembali finish urutan 6 di dua kesempatan itu.

Berbeda dari lomba-lomba serial dunia yang secara regular dikuti Ubang sejak 2012, seri kali ini membawa nuansa tersendiri.

Subhan "dijepit" lima pereli yang tengah bersaing keras menjadi juara dunia WRC2 2014. Mereka adalah Lorenzo Bertelli (Italia), Ott Tanak (Estonia), Yuriy Protasov (Ukraina), Jari Ketomaa (Finlandia), dan Nasser Al-Attiyah sang legenda Asia asal Qatar. Satu kandidat lainnya, Karl Kruuda (Estonia), tak ikut tarung di Australia.

"Mereka semua gila-gilaan bawa mobilnya karena poin di seri ini sangat penting buat kejuaraan dunia. Apalagi satu sama lain berbeda poin tipis di klasemen sementara. Saya bisa jadi korban jika ikuti irama mereka. Contohnya Tanak," ujarnya.

Tanak yang menghuni peringkat 2 kejuaraan dunia hanya kalah 3 poin dari Bertelli di puncak klasemen, tapi juga terancam oleh Protasov yang juga beda 3 angka dari Tanak. Masing-masing mengoleksi poin 81, 78, dan 75. Itu sebab Tanak tampil agresif sejak sesi awal dan sukses memenangi SS4 dan 5, tapi kemudian anjlok di SS6 akibat kerusakan pacuan. Mobilnya kelewat tinggi saat jumping, merusak girboks dan menyulitkan perpindahan gigi. Posisi Tanak pun anjlok ke urutan 7, sekaligus membuat posisi Ubang naik.

"Buat kita yang memang kalah pengalaman dari mereka, situasi ini jadi pelajaran menarik. Yakni, bagaimana memenej diri dan kendaraan dalam situasi segenting ini. Besok (Sabtu, 13/9) tentu pendekatannya berbeda. Akan banyak perubahan set up mobil karena karakter lintasan pun sangat berbeda. Hari ini treknya sempit dan kasar. Di SS5 dan 6 pandangan malah tertutup oleh gumpalan debu sehingga banyak kehilangan waktu. Besok lintasannya halus banget dan bisa kencang," tambah Ubang yang berencana mulai merangsek ke posisi lebih baik dalam 6 SS yang berlangsung pada Leg 2, Sabtu (13/9).

Hal sama diapungkan navigator Nicola Arena (Italia). Secara garis besar, katanya, enam SS pada Sabtu merupakan trek yang sesuai dengan driving style Ubang.

"Tipikalnya high speed tapi tak terlalu banyak risiko. Sepertinya kami bisa menikmatinya," ucap Nicola yang sejak musim lalu menavigatori Ubang. J Suswanto

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024