Makassar (ANTARA Sulsel) - Bank Indonesia (BI) berkerja sama dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan dan Bappenas mengumpulkan masukan strategis dari kalangan akademisi dan profesional dalam Lokakarya Optimalisasi Sumber Daya Alam untuk Mendukung Pertumbuhan yang Berkelanjutan.

"`Workshop` ini adalah sarana untuk mendapat masukan para akademisi dan `stakeholders` di Indonesia timur untuk menyusun strategi jangka menengah dan panjang Indonesia untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah I Sulawesi Maluku dan Papua Suhaedi di Makassar, Kamis.

Ia mengatakan SDA wilayah Indonesia timur harus dapat dimanfaatkan sebagai motor penggerak pertumbuhan kawasan dan mendukung perekonomian nasional.

"Pertumbuhan yang diinginkan akan dapat tercapai dengan menciptakan nilai tambah produk dengan membangun industri yang mendukung hasil-hasil produksi pertanian dan pertambangan yang menjadu komoditas utama kawasan Indonesia timur," katanya.

Lokakarya itu, katanya, bagian dari persiapan penyelenggaraan "International Workshop and Conference on Growth Strategies for a Rising Indonesia" yang rencananya pada 9-11 Oktober 2014 di Bali.

"Masukan yang kami peroleh dari `workshop` ini akan menjadi pertimbangan untuk tema `International Workshop and Conference` di Nusa Bali nanti," ujarnya.

Hadir sebagai pembicara utama dalam kegiatan itu, deputi di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R. Edi Prio Pambudi, Ketua Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (Apemindo) Poltak Sitanggang, dan peneliti ekonomi senior dari Bank Indonesia Reza Anglingkusumo.

Selain itu, hadir "regional economist" Yusri Zamhuri dan Wakil Bupati Bantaeng Muh. Yasin. MH Atmoko

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024