Makassar (ANTARA Sulsel) - Kredit produktif di Sulawesi Selatan pada Agustus 2014 tercatat meningkat sebesar 8,17 persen (yoy), lebih tinggi daripada bulan Juli yang mencapai 7,8 persen (yoy).

"Peningkatan kredit produktif yakni modal kerja dan investasi terjadi hampir di semua sektor, kecuali sektor industri pengolahan, sektor pertambangan, dan sektor jasa dunia usaha," kata Kepala Kantor Bank Indonesia Wilayah I Sulampua Suhaedi, di Makassar, Selasa.

Suhaedi mengatakan bahwa pertumbuhan sektoral tertinggi terjadi pada sektor listrik-gas-air, diikuti oleh sektor jasa sosial masyarakat, sektor perdagangan dan sektor konstruksi. Masing-masing tumbuh sebesar 24,75 persen (yoy), 16,53 persen (yoy), 13,84 persen (yoy), dan 13,22 persen (yoy).

Pertumbuhan negatif yang terjadi pada sektor pertambangan dan industri pengolahan, kata Suhaedi, disebabkan kebijakan larangan ekspor biji mentah tambang oleh pemerintah.

"Kebijakan tersebut berdampak pada kinerja persewaan alat berat, mesin konstruksi dan alat pendukungnya menjadi penyebab turunnya kredit sektor pertambangan dan sektor jasa dunia usaha," kata dia.

Suhaedi juga mengatakan hingga Agustus 2014, pembiayaan melalui kredit perbankan mencapai Rp85,09 triliun, dengan pangsa kredit produktif sebesar 57,41 persen.

"Dengan meningkatnya kebutuhan pembiayaan kredit produktif ini, kegiatan usaha diperkirakan akan tetap meningkat," ujarnya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024