Makassar (ANTARA Sulsel) - Petani asal Sleman, Yogyakarta, berbagi ilmu dengan petani di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) yang menjadi binaan Perusahaan tambang nikel PT Vale Tbk.

"Desa yang berdaulat adalah kunci negara yang kuat. Sedangkan salah satu sumber kedaulatan desa adalah kemandirian sektor pertanian dan peternakan," kata Ketua Joglo Tani Sleman, T. Suprapto disela-sela kehadirannya di Lutim, Sulsel, Rabu.

Ketua Joglo Tani Sleman ini menjadi pembicara dalam Diskusi Pertanian Terpadu di baruga kantor Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Lutim.

Diskusi yang diadakan Tim Koordinasi Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale ini diikuti seratusan peserta, terdiri dari perwakilan kelompok tani, penyuluh pertanian, dan sejumlah pejabat SKPD Kabupaten Lutim yang terkait dengan bidang pertanian.

"Petani di Indonesia menghadapi berbagai tekanan, mulai tekanan ekonomi, alam, sosial-budaya, dan global. Kemandirian dan kerjasama menjadi senjata untuk bangkit menjadi profesi yang berdaya," kata Suprapto

Menurut mantan penyuluh dan dosen ini berkisah, Joglo Tani dirintis sejak 1999 namun baru diresmikan pada 2008. Sejak itu, ribuan petani dari seluruh penjuru nusantara menimba ilmu di lembaga yang ia bina. Pada akhir Agustus 2014, sebanyak 14 orang petani Lutim berguru di tempat tersebut.

Sementara itu, Kepala Bappeda Luwu Timur yang juga Ketua Tim Koordinasi PTPM, Muh Abrinsyah mengatakan, rangkaian program pengembangan masyarakat telah disiapkan dan telah diimplementasikan.

"Kendala implementasi tentu ada di sana sini, tetapi seiring itu berbagai keberhasilan kita capai. Saya menerima beberapa testimoni para petani mengenai manfaat program kita," ungkap Abrinsyah.

Dia berharap agar ilmu yang diperoleh dalam pelatihan maupun diskusi juga disebarkan ke petani-petani lain di wilayah Lutim.

Direktur Communications and External Affairs, Basrie Kamba menyatakan, model sekolah tani yang dikembangkan Joglo Tani akan direplikasi di Lutim sebelum 2015. FC Kuen

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024