Makassar (ANTARA Sulsel) - Badan Pusat Statistik mencatat angka inflasi Sulawesi Selatan 0,21 persen selama September 2014 atau masih lebih rendah dibandingkan kinerja inflasi nasional pada periode yang sama sebesar 0,27 persen.

"Dengan angka inflasi Sulsel yang tercatat sekitar 0,21 persen diantara 82 kota di Indonesia ini masih jauh lebih baik dibandingkan beberapa kota dan provinsi lainnya dan bahkan rata-rata angka secara nasional," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan, Nursam Salam di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, inflasi 0,21 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 111,72. Dari 82 kota IHK, 64 kota inflasi dan 18 kota lainnya mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi disebutkannya terjadi di Pangkal Pinang yang mencatat angka 1,29 persen dengan IHK 114,82 dan terendah terjadi di Kota Gorontalo sebesar 0,03 persen dengan IHK 1099,62.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar -0,89 persen dengan IHK 117,57 dan terendah di Kota Kudus dan Manado masing-masing sebesar -0,03 persen dengan IHK 119,90.

Menurut dia, inflasi di provinsi Sulsel ini terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada kelompok bahan makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 2,42 persen.

Pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar itu menyumbang 0,58 persen. Kelompok kesehatan 0,74 persen, kelompok pendidikan, rekrerasi dan olah raga 0,66 persen.

Sedangkan pada kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen. Adapun kelompok bahan makanan itu terjadi deflasi sebesar -0,02 persen dan kelompok sandang deflasi sebesar -0,33 persen.

"Inflasi di Sulsel ini tidak tinggi dan tidak juga rendah dan pengendalian inflasi masih lebih bagus dibandingkan dengan kota lainnya yang IHK itu ada 82 kota," katanya.

Nursam mengaku beberapa komoditas pendorong inflasi dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,0716 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga 0,0499 persen.

Pada kelompok kesehatan juga mendorong inflasi sebesar 0,0312 persen diikuti perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,1340 persen, transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,0064 persen.

Untuk dua kelompok penyeimbang atau deflasi yakni bahan makanan -0,0141 persen dan sandang -0,0257 persen. Agus Setiawan

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024