Mamuju (ANTARA Sulbar) - Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Barat, ikut menyoroti kegiatan proyek pembangunan tanggul sungai Karema karena ikut menimbulkan dampak lingkungan yang merugikan masyarakat yang ada di sekitar bantaran sungai.

"Proyek pembangunan tanggul sungai yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) bernilai miliaran rupiah ini, telah menimbulkan dampak adanya pendangkalan sungai. Jika ini tidak diantisipasi, maka itu akan berbahaya bagi masyarakat sekitar," kata anggota DPRD Sulbar, Sukri Umar di Mamuju, Minggu.

Menurutnya, kondisi sungai Karema telah mengalami pendangkalan setelah terjadi penyempitan aliran sungai dan itu berpotensi menimbulkan luapan sungai saat terjadi hujan.

Karena itu kata dia, pihak rekanan yang melaksanakan proyek agar ikut memperhatikan dampak sosial yang ditimbulkannya.

Politisi Partai Demokrat ini malah menduga, proyek tanggul Sungai Karema itu belum memiliki Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) sehingga proyek itu berpotensi dihentikan sementara.

"Hal ini akan kita tanyakan pada intitusi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda). Jika tidak ada izin Amdal, maka kami akan rekomendasikan untuk dihentikan," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Amram mengatakan, pendangkalan memang terjadi di sungai Mamuju yang melintas di Kota Mamuju mesti menjadi perhatian pemerintah untuk segera ditanggulangi.

Amram mengatakan, pendangkalan sungai yang melintas Kota Mamuju yang letaknya berada di lingkungan padat penduduk harus mendapat perhatian agar sungai tersebut tidak meluap dan menggenangi pemukiman warga sekitar ketika musim hujan tiba.

"Jangan sampai sungai itu tampak makin tidak mampu menampung air, ketika terjadi pengdangkalan karena dapat dapat berakibat menjadi penyebab banjir," kata dia.

Ia menyampaikan, sekitar 20 tahun lalu sungai Mamuju cukup dalam dan mampu dilalui perahu atau kapal masyarakat untuk melakukan perjalanan ke hulu sungai.

Namun, kata dia, karena terjadi pendangkalan sungai kapal dan perahu kini sudah berada di muara saja karena di bagian hulu sudah terjadi pendangkalan, sehingga sungai tersebut mesti dikeruk.

Ia mengatakan, sungai tersebut juga sudah menjadi asin karena pendangkalan yang terjadi padahal dulunya sungai tersebut tawar meski di bagian muaranya, karena air laut sudah masuk ke sungai itu akibat pendangkalan yang terjadi. Nurul H

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024