Makassar (ANTARA Sulsel) - Grup musik Art2tonic yang dinahkodai Syahrir Arsyad Dini alias Rere siap meluncurkan film anak berjudul "Bombe" (permusuhan) yang sarat dengan pesan moral.

"Film ini ingin menyampaikan pesan bahwa tidak ada manfaatnya bermusuhan, dengan mengambil `setting` beberapa ikon Kota Makassar, seperti Pantai Losari, masjid terapung dan jalan layang," kata Rere menanggapi rencana pemutaran film "Bombe" pada 6 November 2014 di Makassar, Rabu.

Menurut dia, film yang mengangkat sisi kehidupan di Kota Makassar yang diperankan oleh enam bintang cilik lokal yakni Zaki, Kayla, Aya, Nisa, Syesa dan Yudi menceritakan tentang kondisi kota yang mencekam.

Pasalnya, pasca adanya ancaman dua kubu yang bertikai untuk saling menyerang dan balas dendam, menyebabkan penghuni kota berjulukan "anging mammiri" ini meninggalkan kota.

Yang tersisa, hanya enam orang anak dengan perannya masing-masing dan seorang marbot masjid yang diperankan oleh mantan wali kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin.

"Dalam kondisi kota yang kosong itu, keenam anak tersebut berjuang mengatasi masalahnya dengan lakon yang menyedihkan, heroik, lucu dan mengungkap kepolosan anak-anak," kata Rere yang pernah mendapat kepercayaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggarap "sound track" iklan Partai Demokrat.

Sementara pemilihan tokoh anak dalam menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menumbuhkan rasa persahabatan dalam mengikis sikap permusuhan alias "Bombe" itu, karena anak-anak dinilai polos dan lugas dalam menyampaikan pesan.

Selain itu, ungkap dari ayah pemeran tokoh Aya dalam film "Bombe" ini, film anak akan dapat diterima dan ditonton segala umur, sebaliknya jika itu film kategori dewasa tidak boleh disaksikan anak dibawah umur.

Khusus penayangan perdananya di Indonesia, Studio sinema XXI di Makassar akan mengawali debut film yang semua pendukungnya berasal dari pelaku seni dan peran di Kota Makassar.

"Setelah sukses di kota ini dengan target sedikitnya 10 ribu penonton, maka akan dilanjutkan penayangannya di bioskop XXI yang tersebar di Indonesia," kata sutradara film berdurasi 92 menit tersebut itu.

Mengenai biaya pembuatan film yang diproduseri Hendra Sirajuddin ini, diakui sekitar Rp2 miliar namun itu dinilai relatif murah dibandingkan pembuatan film pada umumnya.

Kendati demikian, tambahnya dari sisi kualitas gambar, setting dan pelakonnya tidak akan kalah dengan film "box office". Subagyo

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024