Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemilihan umum (Pemilu) telah berlalu, baik legislatif maupun presiden dan wakilnya telah sukses dilaksanakan, serta nama-nama pemenang untuk keduanya juga telah diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Khusus pada pemilu legislatif beberapa waktu lalu, hampir seluruh daerah di Indonesia telah meloloskan srikandi-srikandi mumpuni ke parlemen, dan tidak jarang para srikandi itu juga berhasil merebut jatah pimpinan.

Di Sulawesi Selatan, beberapa srikandi mencatat hasil yang memuaskan baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten dan kota.

Untuk Sulsel, beberapa legislator wanita berhasil mengambil tempat di dalam parlemen, dan politisi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) salah satu partai yang banyak meloloskan srikandinya itu.

Untuk DPRD Sulawesi Selatan, dari lima jatah kursi pimpinan, satu di antaranya berhasil direbut oleh Srikandi Nasdem, yakni Andi Rachmatika Dewi yang berhasil mendulang suara 25.314 di daerah pemilihan (Dapil) Sulsel I atau Makassar A.

Rachmatika yang ditemui beberapa waktu lalu menyatakan, tahun 2014 adalah tahun pertama wanita-wanita di Sulsel yang berkecimpung di panggung politik berhasil mengambil peran penting dengan menduduki kursi pimpinan dewan.

"Saya sangat bangga karena bisa menjadi salah satu bagian dari pimpinan dewan ini, kebanggaan ini bukan karena saya merebut satu jatah kursi pimpinan, melainkan karena saya seorang perempuan pertama yang menjadi pimpinan dan itu juga diikuti dibeberapa kabupaten lainnya di Sulsel," ucapnya.

Rachmatika yang masih keponakan dari mantan Wali Kota Makassar dua periode, Ilham Arief Sirajuddin ini menuturkan, dirinya di panggung politik bukanlah pendatang baru karena sebelumnya sudah pernah menjadi bagian dari DPRD.

Pada periode sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Darah (DPD) Nasdem Makassar itu menjadi peraih suara terbanyak, juga untuk daerah pemilihannya dan berhasil menyingkirkan saingan-saingannya hingga menduduki kursi DPRD Makassar.

Lebih dari tiga tahun menjadi anggota DPRD Kota Makassar, dia harus rela digantikan karena mengundurkan diri dari Partai Golkar yang mengantarnya merebut jatah kursi DPRD Makassar, dan memilih bergabung dengan Partai Nasdem untuk bertarung lagi satu tingkat di atas Makassar.

"Alhamdulillah, hasil pemilu legislatif beberapa waktu lalu itu, Partai Nasdem merupakan partai yang paling banyak meloloskan politisi perempuannya, dan beberapa daerah lainnya juga berhasil merebut kursi Wakil Ketua DPRD serta ketua komisi dan fraksi," jelasnya.

Pencapaian Rachmatika juga diikuti oleh koleganya di Nasdem Makassar yakni Indira Mulyasari Pramastuti yang juga berhasil merebut satu jatah kursi pimpinan dewan Makassar.

Indira yang merupakan pendatang baru itu, langsung mendulang suara yang besar dan diusulkan oleh DPW Nasdem ke pusat untuk ditetapkan menjadi Wakil Ketua DPRD Makassar mendampingi Ketua DPRD yang dari Partai Golkar.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Sulsel, Syamsul Bahri Sirajuddin menuturkan, penentuan politisi perempuan dalam menduduki di DPRD baik Sulsel maupun kabupaten dan kota itu ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Nasdem.

"Partai Nasdem memang baru dan diawal keikutsertaannya dalam pemilu legislatif maupun presiden ini cukup berhasil. Sedangkan penentuan wanita dalam parlemen itu karena memang salah satu visi dari partai ini adalah memberikan kesetaraan," ujarnya.

Dia menyebutkan, beberapa politisi perempuan Nasdem yang mampu meraih jabatan dalam struktur lembaga legislasi itu di antaranya, Andi Rachmatika Dewi diputuskan menduduki jabatan Wakil Ketua DPRD Sulsel.

Di DPRD Kota Makassar ada Indira Mulyasari Paramastuti yang berhasil menyabet kursi Wakil Ketua DPRD dengan menyisihkan beberapa legislator pria lainnya.

Di tingkat kabupaten masih ada Sitti Aminah Syam yang menjadi Sekretaris Fraksi Nasdem di DPRD Bulukumba, kemudian di Tana Toraja ada B Palamba yang juga menjabat Sekretaris Fraksi Nasdem.

DPRD Jeneponto, Sekretaris Fraksi Nur Ilma Riayanda, di DPRD Kabupaten Bone ada Suharni dan DPRD Palopo ada Hasrianti. Hanya saja, untuk Palopo membentuk fraksi gabungan dengan Partai Hanura.

"Semuanya itu diputuskan oleh DPP, karena kita hanya mengusulkan nama-namanya dan hasil tim verifikasi di Nasdem itu menunjuk mereka menduduki alat kelengkapan dewan itu," paparnya.

Sementara itu Ketua DPW Nasdem Sulsel, Mubyl Handaling menyatakan jika peran gender dalam partai politik sangat penting, bukan hanya sebagai pemenuhan kuota melainkan kemampuan politisi perempuan dalam menciptakan tatanan demokrasi.

Selain itu, dia menyebutkan jika peran perempuan dalam partainya akan sangat berguna, apalagi sebagai partai baru yang mengusung suatu perubahan atau restorasi disemua bidang.

Ketua DPW NasDem Sulsel, Mubyl Handaling menambahkan, jika NasDem hanya mampu mendudukan tujuh perempuan di parlemen di seluruh wilayah Sulsel, tapi semuanya diberi porsi lebih.

"Ini juga bukan karena perempuannya, tapi memang karena mereka punya kapasitas. Sehingga bukan hanya pada posisi wakil ketua, tapi juga ketua dan sekretaris fraksi," sebutnya.

Ragukan Kualitas Dewan

Forum Komunikasi dan Informasi Organisasi Non-Pemerintah (FIK Ornop) Sulawesi Selatan meragukan kualitas dari anggota DPRD Makassar yang baru dilantik, Senin, 8 September 2014.

Koordinator FIK Ornop Sulsel, Asram Jaya di Makassar mengatakan, banyaknya wajah baru yang menghiasi parlemen legislatif itu diharapkan mampu menjadi penyeimbang dan pengawal program-program pemerintah yang pro terhadap rakyat.

"Saya meragukan kualitas dari para anggota DPRD Makassar itu, apalagi sekarang, masyarakat sudah muak dengan perilaku anggota dewan seperti yang banyak disaksikan melalui media massa. Meskipun tidak semua seperti itu," ucapnya.

Dia mengatakan, kredibilitas dari para anggota DPRD Makassar periode 2014-2019 itu akan menjadi tantangan bagi para legislator yang baru dilantik, karena itu akan menjadi pertaruhan integritas dan kredibilitas dari seorang pejabat negara.

Asram juga mengaku, 50 legislator yang umumnya adalah pengusaha dan bukan politisi tulen itu, ditantang untuk mengemban amanah dari hampir dua juta penduduk kota ini.

"Semoga mereka mampu mengubah citra yang tertanam di kepala masyarakat mengenai anggota dewan. Di kepala masyarakat, anggota dewan itu banyak yang korup, jarang hadir ketika rapat-rapat atau sidang, dapat fasilitas yang mewah tetapi kinerjanya tidak sesuai harapan rakyat," tukasnya.

Menurut Asram, 50 legislator yang mendapat amanah dari rakyat harus mampu dijawab oleh legislator itu sendiri dengan memperjuangkan hak-hak dari masyarakat itu sendiri.

Setelah dilantiknya itu juga, para legislator diharapkan mampu mengetahui tugas dan fungsi utama legislatif seperti, membuat undang-undang (regulasi), anggaran, dan pengawasan.

"Ini kan wajah baru semua, seharunya sudah belajar jauh-jauh hari karena saya lihat banyak di antara mereka yang terpilih hanya karena uang atau jaringan yang luas bukan karena kualitas," ungkapnya.

Asram menjelaskan dari 50 legislator DPRD Kota Makassar, banyak di antaranya belum memiliki pengalaman dan orientasinya yang jauh akan tugas-tugasnya.

"Kalau kami lihat komposisinya banyak yang tidak berkualitas seperti berlatar belakang pengusaha, ada yang masih sangat muda. Kalau melihat dari segi pendidikan banyak di antaranya hanya berstatus lulusan SMA," tandasnya.

Dia menjelaskan begitu pentingnya pengawasan publik terhadap anggota DPRD yang baru saja dipilih. Caleg terpilih dengan mengandalkan kekuatan uang patut mendapat pengawasan keta,t sehingga tidak mengakal-akali anggaran negara untuk kepentingan pribadi.

"Publik harus mengontrol yang mana legislator yang menyuarakan kepentingan bangsa dan yang mana kepentingan pribadi. Jangan sampai jabatan meraka hanya dijadikan lahan untuk kembalikan modal bahkan cari untung," tegasnya. Chandra HN

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024