Makassar (ANTARA Sulsel) - Pelatih wartawan PWI Sulsel Asnawin mengatakan, tak ada media yang luput dari kesalahan, termasuk media berskala besar juga kerap membuat kesalahan.

"Jadi, tidak ada jaminan bahwa media-media besar tidak akan melakukan kesalahan dalam memuat berita, baik dalam hal akurasi berita, maupun dalam hal penulisan berita," kata Asnawin pada Pelatihan Penulisan Jurnalistik bagi Kepala Sekolah dan Guru SMP se-Sulsel di Makassar, Sabtu.

Dia mengatakan, kondisi itu memungkinkan terjadi ketika suatu berita yang disiarkan merupakan peristiwa yang kejadiannya menjelang deadline (batas waktu pemublikasian).

Sebagai gambaran, Asnawin kemudian memperlihatkan beberapa contoh kliping koran dengan judul dan atau isi berita yang salah, sambil memberikan koreksi dan saran perbaikan.

"Kalau ada berita salah (dalam hal akurasi dan penulisan naskah) yang muncul dalam pemberitaan, maka dapat dipastikan bahwa editor atau redakturnya, tidak bekerja dengan baik," kata pengurus PWI Sulsel ini.

Menurut dia, redaktur selaku editor bekerja di belakang layar, dengan tugas menyeleksi dan memperbaiki naskah sebelum dipublikasikan. Redaktur secara tidak langsung merupakan hati nurani media, dengan tugas utama menyelaraskan naskah dengan visi, misi, dan rubrikasi media.

Dia menambahkan, pekerjaan redaktur selaku editor merupakan pekerjaan intelektual dan teknis, karena membutuhkan wawasan yang memadai untuk memfalidasi fakta dalam sebuah naskah, serta membutuhkan kecermatan dalam pilihan kata, kalimat, dan tanda baca.

"Dengan tugas berat yang dipikulnya, maka wajarlah kalau redaktur mendapat gaji yang cukup besar dari perusahaan tempatnya bekerja. Kira-kira lebih besarlah dari gaji guru," kata Asnawin yang langsung disambut tepuk-tangan meriah dari para peserta. Agus Setiawan

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024