Makassar (ANTARA Sulsel) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan tidak mau gegabah dalam Musyawarah Nasional dan tidak ingin menjadi penentu awal, melainkan menjadi penentu akhir.

"Kita tidak ingin gegabah dalam menentukan siapa figur yang akan didorong di musyawarah nasional (Munas) Golkar mendatang. Golkar Sulsel belum akan memainkan perannya," ujar Ketua DPD I Partai Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, Golkar Sulsel hingga saat ini belum mempunyai dukungan kepada bakal calon yang akan didorong dan masih melihat peta kekuatan dari masing-masing bakal calon.

"Itulah strategi kami. Soal siapa yang akan didukung, itu nanti. Kalau sekarang belum apa-apa sudah mau pasang badan, nanti kalah bagaimana," sebutnya.

Syahrul yang juga Gubernur Sulawesi Selatan menyebutkan, Partai Golkar yang merupakan salah satu partai tertua yang saat ini bertahan di panggung politik mempunyai banyak kader-kader handal dan tentunya itu akan ketat dalam persaingan menuju kursi ketua umum.

Mengenai kemungkinan majunya kembali Aburizal Bakrie (ARB) sebagai Ketua Umum Golkar, dia belum ingin menanggapinya. Dia hanya yakin jika kader potensial lainnya akan ikut ambil bagian dalam perebutan kursi ketua umum itu.

"Kita lihat saja nanti siapa yang didorong Golkar Sulsel. Pastinya itu tadi, Golkar Sulsel akan menjadi penentu di akhir," ujarnya.

Lebih jauh Gubernur Sulsel dua periode itu menuturkan, sekarang ini kondisi politik lagi dinamis, baik secara nasional terlebih lagi di internal Golkar sendiri. Makanya tidak heran berbagai isu bermunculan, salah satunya soal rapat pimpinan nasional (Rapimnas).

"Kalau ada yang mengklaim membuat rapimnas saya rasa itu biasa saja. Masing-masing kubu berstrategi dan itu saya selalu bilang, tidak ada yang luar biasa. Kalau dihadapi dengan tegang, maka akan bersoal. Makanya hadapi dengan santai biar selesai sendiri," ucapnya.

Ditanya terkait posisi sekretaris jenderal (Sekjen) yang akan diserahkan kepada dirinya, Syahrul dengan tegas menepis. Dia mengaku lebih nyaman menjadi gubernur.

"Saya selalu bilang bahwa bukan jabatan, tetapi karya nyata yang harus kita hasilkan untuk rakyat dan bangsa. Jangan cari-cari jabatan. Kita harus lihat apakah itu penting untuk kita. Soal Sekjen, saya ini gubernur," sebutnya. FC Kuen

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024