Majene, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Mahasiswa Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) yang melaksanakan KKN di Desa Lalateding, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene, berhasil memediasi sengketa lahan antar warga yang ada di daerah itu.

"Sengketa lahan yang sudah berlangsung lama antar warga di salah salah satu dusun di daerah kami akhirnya berakhir dengan damai, kedua belah pihak yang selama ini terlibat dalam sengketa bersedia menerima solusi dari pemerintah desa setempat," kata Kepala Desa Lalatedong, Ridwan Maruseng di Majene, Rabu.

Ia mengungkapkan, sengketa lahan antar warganya selama ini sudah berupaya diselesaikan, namun selalu tidak berhasil.

"Alhamdulillah setelah mahasiswa KKN Unsulbar ikut memediasi, akhirnya sengketa itu berakhir, masing-masing pihak mau menerima solusi, tentu kami di desa sangat berterima kasih kepada mahasiswa yang ikut berperan aktiv mengakhiri pertentangan antar warga," kata Ridwan.

Sengketa lahan antar dua kelompok warga ini saling bertetangga di dusun Udzung itu terjadi pada persoalan tapal batas lahan pekarangan, kedua belah pihak sama-sama mengklaim lahan sekira seluas 1 m X 20 m.

Saling klaim itu bahkan sempat memanas, kedua belah pihak awalnya tidak ada yang mau mengalah.

"Mahasiswa KKN Unsulbar dengan dukungan aparat keamanan yang aktiv mendekati warga untuk mengakhiri sengketa akhirnya masing � masing warga bersedia berdamai,� tambah Ridwan.

Solusi yang dimediasi mahasiswa yang kemudian membuat warga bersengketa bersedia berdamai adalah warga yang terlibat perselisihan itu masing-masing menyerahkan lahan selebar 75 cm untuk kemudian dijadikan jalan umum setapak.

Setelah kedua belah pihak rela menyerahkan sebagaian lahannya untuk jalan setapak termasuk merelakan sejumlah pohon kelapa ditebatang karena terkena program pembuatan jalan setepak.

Selanjutnya bersama pemerintah desa, koramil Sendana dan Polsek Sendana, mahasiswa KKN Unsulbar Gelombang ke IV posko Desa Lalatedong menggelar pematokan lahan untuk jalan setapak dalam bentuk kerja bakti.

Secara terpisah, koordinator desa (kordes) KKN Unsulbar desa Lalatedong, Masdar memilih merendah dan tak mau berkomentar terlalu banyak.

Ia mengatakan berakhirnya sengketa warga itu bukan hanya karena mahasiswa namun berkat bantuan pihak lain seperti pemerintah desa serta aparat keamanan.

"Pengalaman berorganisasi di kampus sangat berperan bagi kami mahasiswa sehingga bisa ikut meloby dan bernegosisasi terhadap pihak-pihak bersengketa, dan alhamdulilah mereka mau menerima solusi pembuatan jalan setapak meski sejumlah pohon kepala harus ditebang, semua menyadari bahwa jalan itu untuk kepentingan lebih besar," ungkap Masdar.

Sementara itu, dosen pembimbing KKN Unsulbar atau korwil Majene, Muhammad Syukri memberi apresiasi atas langkah nyata mahasiswa memediasi penyelesaian sengketa antar warga.

Dosen ini mengatakan sejak awal KKN dimulai, maka ia bersama para dosen pembimbing KKN lainnya sudah memberi arahan agar kegiatan mahasiswa selama KKN lebih banyak diarahkan pada peningkatan kapasitas masyarakat dan mahasiswa termasuk terlibat aktiv dalam menjaga kerukunan di tengah masyarakat.

"Kami tentu bangga dan memberi apresiasi, langkah mahasiswa ikut menyelesaikan sengketa meski tidak dalam bentuk bangunan fisik tapi kegiatan mediasi konflik semacam itu adalah pengabdian nyata kepada masyarakat dan pengalaman sangat berharga bagi masa depan mereka," kata Syukri yang juga dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsulbar. Agus Setiawan

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024