Ambon (ANTARA Sulsel) - Wali Kota Ambon Rchard Louhenapessy menegaskan penyelenggaran pesta paduan suara gerejawi (Pesparawi) IX tingkat provinsi Maluku semakin memperkuat ikon ibu kota provinsi Maluku tersebut sebagai kota musik.

"Penyelenggaraan Pesparawi berdampak sangat besar bagi penguatan ikon Kota Ambon sebagai 'the city of music' selain Manise," kata Richard saat pembukaan Pesparawi IX Provinsi Maluku yang dipusatkan di Lapangan Merdeka Ambon, Sabtu malam.

Di hadapan para peserta serta puluhan ribu warga kota yang membanjiri Lapangan Merdeka untuk menyaksikan acara pembukaan yang sarat nuansa seni budaya kolaborasi warga Muslim - Kristen, Richard menegaskan musikalitas orang Ambon dan Maluku pada umumnya tidak perlu diragukan.

Apalagi, tandas Richard, seluruh warga baik Salam (Islam) maupun Sarani (Kristen) ikut terlibat bersama secara sukarela memeriahkan acara pembukaan yang diramu dengan berbagai atraksi seni budaya serta kolaborasi aliran musik gerejawi dan musik Islam yang berbeda.

Dia mengatakan, sejak ditetapkan sebagai kota musik tahun 2011 bersamaan dengan penyelenggaraan Ambon Jazz Plus Festival (AJPF) kedua, perkembangan talenta musik warga Salam maupun Sarani di ibu kota provinsi Maluku tersebut terus berkembang dan menjadi "nadi" kehidupan warganya.

"Bernyanyi bagi orang Ambon adalah nafas kehidupan, maka sangat beralasan jika kota ini dijadikan tuan rumah penyelenggaraan even musik maupun seni budaya berskala lokal, nasional maupun internasional," ujar Richard.

Ia berharap, sukses penyelenggaraan Pesparawi tingkat provinsi dapat menjadi acuan sekaligus kesiapan menjadi tuan rumah ajang "Adu pita suara" atau bernyanyi lagu-lagu gerejawi tingkat nasional tahun 2015 mendatang.

"Sebagai tuan rumah saya atas nama masyarakat Kota Ambon menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan oleh Gereja Protestan Maluku (GPM) serta Lembaga Pengembangan Pesparawi Maluku maupun kabupaten/kota yang telah membercayakan kami sebagai penyelenggara. Acara ini menjadi acuan kesiapan kami sebagai tuan dan nyonya rumah penyelenggaraan Pesparawi tingkat nasional tauun 2015," katanya.

Richard juga berharap para peserta dari 10 kabupaten/kota lain di Maluku yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dapat memperoleh kenangan manis atas penyelenggarannya untuk dibawa pulang dan diceritakan kepada masyarakat lainnya.

Ketua panitia penyelenggara Benny Kainama melaporkan, Pesparawai tingkat provinsi Maluku yang akan berlangsung hingga 13 November mendatang diikuti 1.629 peserta dari 11 kabupaten/kota dengan mempertandingkan 10 mata lomba di antaranya banding nyanyi kategori paduan suara, solo dan vokal grup.

Dia mengatakan, penyelenggaraan selain untuk mengembangkan seni budaya dan perilaku musikalitasi gerejawi, Pesparawi juga menjadi bagian dari pembangunan kebersamaan, kekeluargaan dan persaudaraan antarwarga.

Acara pembukaan yang melibatkan warga Muslim secara sukarela tersebut, tandasnya berdampak memperkuat keutuhan dan toleransi umat beragama serta jadi diri orang Maluku yang terbingkat dalam falsafah "katong samua basudara" (kita semua bersaudara).

Pembukaan yang disaksikan puluhan ribu warga Kota Ambon tersebut tergolong sarat dengan parade budaya dan konser musikalitas, sekaligus pamer kemampuan dan kolaborasi seni musikalitas Salam - Sarani (Kristen) serta sejumlah tarian tradisional yang telah dikoreografi menjadi tari moderen.

Ribuan warga termasuk para peserta Pesparawi dari 11 kabupaten/kota se-Maluku berdecak kagum saat menyaksikan kolaborasi antara 100 peniup terompet dari komunitas Sarani bersama puluhan penabuh gendang dari komunitas Salam secara bersama-sama di depan panggung utama.

Para pemuda Kristen meniup terompet untuk melantunkan musik gerejawi, sedangkan pemuda Muslim memainkan musik Sawat. Tetapi kedua aliran musik berbeda tersebut dapat dikolaborasikan dan menghasilkan harmonisasi musik nan merdu, sehingga membuat kagum ribuan warga yang mendengar dan menyaksikannya.

Perpaduan musik gerejawi dan Sawat yang dimainkan secara bersama-sama untuk mengiringi puluhan penari pria dan wanita yang sedang menarikan tari rebana yang telah dipadu tari kreasi baru.

Puncak pembukaan diwarnai pelepasan diwarnai pesta kembang api dan pelepasan 1.000 lampion ke udara yang melambangkan persatuan dan persaudaraan warga Kota Ambon dan Maluku pada umumnya. John N.S

Pewarta : Jimmy Ayal
Editor :
Copyright © ANTARA 2024