Makassar (ANTARA Sulsel) - Ratusan hektare areal tanaman padi di Kabupaten Wajo dan Luwu, Sulawesi Selatan, terancam puso karena kekurangan air pada penghujung 2014.

"Ratusan hektare sawah yang tersebar di dua kabupaten di Sulsel terancam gagal panen akibat musim kemarau panjang saat ini," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel Luthfi Halide di Makassar, Senin.

Dia mengatakan sawah yang ternacam puso itu sebagian besar terletak di Kabupaten Wajo dan Luwu. Namun mengenai jumlah kerugian akibat kekeringan itu, pihaknya belum dapat memastikan karena hingga saat ini tahapan pertanaman masih dilakukan petani.

Dalam mengantisipasi gagal panen yang semakin besar, lanjut dia, pihaknya telah melakukan penyuluhan kepada sejumlah petani untuk mengganti tanamannya dengan palawija seperti jagung dan singkong atau tumbuhan produktif lainnya yang dapat tumbuh pada lahan kering.

"Yang jelas, prediksi gagal panen petani di sejumlah daerah di Sulsel saat ini, tidak akan mempengaruhi produksi pangan periode 2014, karena produksi pangan itu masuk dalam produksi 2015," ujarnya.

Sementara itu, salah seorang petani di Kacamatan Pammana, Kabupaten Wajo, Sulsel Ambo Ali yang dikonfirmasi mengaku, sudah sebulan terakhir sawahnya tidak teraliri air, karena minimnya air di saluran irigasi.

"Akibatnya, tanaman sudah mulai kekuningan batangnya, padahal bulir padinya belum sempurna atau masih berkembang," katanya.

Hal senada dikemukakan petani di Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Amran yang menyebutkan usia tanaman padinya sudah lebih sebulan, sehingga masih membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannnya. Namun jika akhir bulan belum juga turun hujan, maka tanaman padinya seluas tiga hektare akan puso.

"Kondisi ini tentu sangat merugikan petani yang sudah mengeluarkan biaya produksi, sedang hasil panen tidak optimal. Rolex Malaha

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024