Makassar (ANTARA Sulsel) - United States Agency for International Development (USAID) melalui program kemitraan Indonesia-AS untuk praktik pembelajaran yang baik (PRIORITAS) melatih 140 kepala sekolah, komite, guru dan pengawas sekolah di Kabupaten Maros tentang manajemen berbasis sekolah (MBS).

"Kegiatan ini penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran sekolah yang menuntut manajemen sekolah yang efisien dan efektif. Tanpa dukungan manajemen yang efektif, mutu pembelajaran di sekolah tidak akan pernah meningkat," kata Penanggung Jawab Program Fadiah Mahmud di Makassar, Kamis.

Dia mengatakan hasil evaluasi terhadap jalannya pelatihan dan hasil diskusi peserta, ternyata sekolah-sekolah membutuhkan figur kepala sekolah yang sering terjun langsung mengelola kelas.

Selama ini, menurut Fadiah, banyak kepala sekolah hanya terlibat administrasi-administrasi bersifat umum, tidak turun gunung memastikan adanya inovasi dan perubahan nyata terjadi di kelas.

"Dari diskusi terlihat, kepala sekolah menjadi semakin terbuka pemikirannya kalau mereka harus terjun langsung mengelola kelas, memastikan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan spesifik pembelajaran kelas, inovasi-inovasi lahir dari anak-anak dan pembelajaran modern diterapkan," ujarnya.

Untuk mengembangkan mutu pembelajaran, pihaknya mengimbau kepala sekolah menjadi tutor sebaya yang menstransfer metode pembelajaran dan manajemen sekolah ke guru.

Kepala sekolah juga bisa mengajak para guru yang belum dilatih pembelajaran aktif di sekolahnya melihat model pengajaran yang dilakukan oleh para guru yang sudah dilatih.

"Karena tujuan pembelajaran kita adalah lahirnya generasi yang inovatif, kepala sekolah harus mampu memfasilitasi semua guru di sekolahnya memahami dan trampil menjalankan model pembelajaran kontekstual dan PAKEM (pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan)," katanya.

Pelatihan ini juga diharapkan mendorong kesadaran komite terhadap peran-peran yang seharusnya mereka lakukan dalam manajemen sekolah, baik peran supervisi, humas, penasihat maupun peran asistensi yang lain.

Sementara itu, Nur Alim, Komite dari MI Darurrasidin Maros mengatakan dengan model diskusi dengan semua pihak sekolah, berkunjung ke kelompok lain mempelajari hasil diskusi, serta mencoba membuat rencana-rencana menjadi terinci, mulai dari tujuan, kegiatan yang dilakukan dan langkah-langkahnya, maka pihaknya semakin mengetahui perannya di sekolah.

Sementara itu, Kabid Kurikulum Dinas Pendidikan Maros Ashar Salam mengatakan sekolah-sekolah membutuhkan figur dan model perilaku positif dari pimpinan sekolah.

"Mengelola sekolah dengan memodelkan perilaku yang baik, menjadi cara efektif memajukan sekolah. Kalau siswa diwajibkan sering membaca, maka kepala sekolah sendiri juga harus terlihat rajin membaca," ujarnya.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024