Gorontalo (ANTARA Sulsel) - Anggota DPRD Kabupaten Gorontalo Utara, Rahmat Lamaji, Jumat, mengajak warga untuk menyelamatkan hutan, dengan menggalakkan program "Ayo Hijau".

Bagi masyarakat Desa Bualemo, Kecamatan Kwandang, peran Rahmat dalam penyelamatan wilayah hutan di daerah tersebut tidak terbantahkan lagi.

Ia bahkan berhasil mengorganisir ratusan masyarakat khususnya mereka yang bermukim di wilayah Dusun Timbuale, untuk terus menanami lahan kritis yang ada secara sukarela.

Kerja keras tersebut berhasil mengantarkan Rahmat yang populer disapa Kak Nani, sebagai salah satu penerima penghargaan Satya Lencana Wana Lestari di tahun 2010 lalu.

"Saat itu, saya tidak pernah berkhayal akan masuk ke Istana Negara dan duduk di deretan terdepan sebagai penerima penghargaan dari Presiden RI, sebab apa yang kami lakukan dalam menghijaukan hutan dilakukan dengan ikhlas merupakan kerja bersama meski harus merogoh kocek pribadi  selama bertahun-tahun," ujarnya.

Upaya tersebut berhasil menghijaukan 140 hektare lahan kritis di Desa Bualemo, meski hingga saat ini masih terdapat 200 hektare lahan kritis tersisa.

Namun pria kelahiran Kwandang, 2 September 1973 ini mengaku, tidak akan menghentikan langkahnya dalam menyelamatkan lahan kritis di daerah ini, meski ia telah terpilih sebagai legislator DPRD Kabupaten Gorontalo Utara periode 2014-2019.

Bahkan di parlemen sebagai anggota Badan Legislasi, Rahmat menginisiasi Peraturan Daerah (Perda) tentang penanaman dan pemeliharaan pohon.

"Nantinya setiap warga diwajibkan menanam dan menjaga pohon, agar daerah ini benar-benar hijau seperti yang selama ini digaungkan pemerintah daerah," ujarnya.

Saat ini, Rahmat gencar mengkampanyekan gerakan "Ayo Menanam" agar masyarakat tahu betapa pentingnya arti sebuah pohon yang ditanam.

Ia merasa publikasi pemahaman arti hijau sebenarnya masih sangat kurang, sehingga gerakan menanam ribuan bibit pohon Jati, Mahoni yang ditangkar sendiri oleh 15 kelompok yang ia organisir, diharapkan mampu menyadarkan masyarakat untuk ikut menanam pohon secara sukarela demi lestarinya lingkungan.

Rahmat bahkan ikut mengkritisi keberadaan perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI), di daerah itu sebab ia tidak ingin aktivitas mereka sampai merusak ribuan pohon yang tumbuh alami di areal kawasan perizinan mereka.

"HTI hanya memegang izin menanam bibit pohon mereka sendiri, bukan menebang pohon yang sudah tumbuh alami berpuluh-puluh tahun di areal yang masuk dalam kawasannya," ujar Rahmat.

Ia pun berharap, perhatian yang sama diberikan pemerintah daerah sebab kearifan lokal yang ada di daerah ini dalam menjaga kawasan hutan perlu dibangkitkan kembali.

"Kalau dulu, para bapu (sapaan kakek dalam bahasa Gorontalo) menebang pohon hanya setengah saja, dengan maksud agar pohon tersebut akan tumbuh lagi maka budaya tersebut harus bisa digaungkan dan dilakukan lagi," ujarnya.

Gerakan Ayo Menanam ia harap, menjangkau seluruh kalangan termasuk teman-teman legislatornya, sebab ia yakin mereka memiliki ribuan konstituen yang akan dengan mudah diajak untuk menanam pohon sebanyak-banyaknya. H. Paat

Pewarta : Susanti Sako
Editor :
Copyright © ANTARA 2024