Manado (ANTARA Sulsel) - Kepala Kantor Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Utara (Sulut) Luctor Tapiheru mengatakan pihaknya telah memusnahkan uang tidak layak edar sebanyak Rp631,6 miliar hingga posisi September 2014.

"Selama sembilan bulan di tahun 2014, BI telah memusnahkan uang tidak layak edar ke masyarakat sebanyak Rp631,6 miliar," kata Luctor, di Manado, Jumat.

Luctor mengatakan ada bulan-bulan tertentu pemusnahan uang tidak layak edar mengalami peningkatan, namun ada waktu tertentu mengalami penurunan.

Sejak Januari 2014, uang yang dimusnahkan sebanyak Rp40,2 miliar, Februari Rp85,8 miliar, Maret Rp66,3 miliar, April Rp91,6 miliar, Mei Rp98,7 miliar.

Untuk Juni 2014 sebesar Rp73,5 miliar, Juli Rp18,9 miliar, Agustus Rp69,9 miliar dan September sebesar Rp86,7 miliar.

Adanya peningkatan tersebut, katanya, disebabkan masih banyak masyarakat yang belum memperlakukan uang rupiah sebagaimana mestinya.

"Masih banyak warga membuat kucel uang kertas dan langsung dimasukkan ke kantong, atau pedagang membiarkan uang tersebut kotor, seperti ada bekas darah ikan dan faktor lainnya," jelasnya.

Dia menjelaskan uang tidak layak edar termasuk uang asli yang tidak memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas BI, yaitu uang lusuh, uang cacat, uang rusak dan uang telah dicabut atau ditarik dari peredaran.

"Uang lusuh adalah uang yang ukuran fisiknya tidak berubah dari ukuran aslinya tetapi kondisi uang telah berubah disebabkan, antara lain karena jamur, minyak, bahan kimia, dan coret-coretan," jelasnya.

Dia menerangkan, prosesnya uang tidak layak edar ini adalah uang yang masuk ke BI dari perbankan setelah berputar di masyarakat.

Uang ini diseleksi dengan menggunakan mesin sortir uang kertas, uang yang dalam keadaan tak layak edar akan dipisahkan lalu kembali dimasukan ke mesin racik uang kertas untuk dimusnahkan.

"Penghancuran uang tidak layak edar ini sesuai dengan `clean money policy`, agar uang yang ada di masyarakat selalu bersih," katanya.

Dia mengimbau agar masyarakat menjaga dan memperlakukan uang rupiah dengan baik dan benar sebagaimana mestinya.

"Kami sudah banyak mensosialisasikannya baik kepada perbankan maupun masyarakat untuk menghargai rupiah kita. Salah satu cara sederhananya dengan menjaga dan menyimpannya dengan baik," katanya. G. Merung

Pewarta : Jootje Kumajas
Editor :
Copyright © ANTARA 2024