Polewali Mandar, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Pengamat Pertanian dari Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Dr Anwar Sulili menyatakan petani saat ini butuh media untuk memperkaya informasi dalam mendorong peningkatan hasil pertanian di daerahnya.

"Di tengah masih terbatasnya jumlah penyuluh, langkah pro aktif petani dalam mencari informasi merupakan hal yang sangat penting untuk memaksimalkan hasil produksi. Sebab, dengan pengetahuan media yang memadai dapat mendorong perluasan wawasan petani, sehingga dapat mencapai keuntungan maksimal atas produksi," kata Anwar Sulili saat memberi penyuluhan petani di Desa Riso, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Jumat.

Menurut dia, petani mesti memperdalam pengetahuannya agar metode pertanian yang selama ini dijalankan bisa ditingkatkan lagi. Hal ini juga untuk menangkal minimnya tenaga penyuluh pertanian yang ada di Sulbar.

"Jumlah penyuluh masih terbatas, petani perlu mencari informasi tambahan soal pertanian melalui media, bisa media elektronik atau media cetak, dengan begitu petani akan mendapatkan informasi pertanian terbaru, ini yang kita dorong agar petani mulai melek media," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian per November 2014, saat ini jumlah penyuluh pertanian hanya 47.955 orang yang terdiri atas 27.476 penyuluh PNS, sedangkan 20.479 orang adalah penyuluh tenaga harian lepas tenaga bantu penyuluh pertanian (THL-TBPP). Jumlah itu belum sebanding dengan total desa/kelurahan se Indonesia yang mencapai 75.224.

Anwar yang juga merupakan Wakil Rektor II Unsulbar ini menjelaskan, dengan melek media, petani melalui kelompoknya juga dapat mengikuti perkembangan terkait dengan informasi pertanian, misalnya petani Kakao dapat mengetahui fluktuasi harga.

Dosen Agribisnis Unsulbar, Nurlela Abduh yang ikut dalam kegiatan penyuluhan ini mengatakan, Penyuluhan Pertanian untuk Kelompok Tani di Polewali Mandar ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar).

"Pengabdian masyarakat dalam hal ini ke kelompok tani adalah bagian dari tanggung jawab moral kampus untuk membantu petani melalui pembinaan kelompok tani," kata Nurlela yang juga alumni IPB Bogor.

Kepada para kelompok tani yang mengikuti penyuluhan, civitas akademika pertanian Unsulbar melakukan pembinaan kelompok tani mulai pentingnya pengetahuan teknologi, perencanaan kelompok, kemampuan kerjasama dalam dan luar kelompok serta kemampun mencari informasi (melek media).

"Kelompok tani merupakan organ yang penting dalam ikut meningkatkan hasil produksi petani, dengan kelompok itu, petani dapat bekerja sama dan saling membantu secara terencana sehingga hasilnya terukur dan maksimal," kata Anwar yang sebelum di Unsulbar merupakan akademisi di Fakultas Pertanian Unhas Makassar.

Usia memberikan penyuluhan pertanian di desa Riso, civitas akademika Unsulbar kemudian melanjutkan menggelar bakti sosial dengan memberi bantuan sembako bagi korban kebakaran di desa Tapango, Kecamatan Tapango. FC Kuen

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024